Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Muhammad Saad Ibrahim menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki tekad besar untuk menciptakan kemakmuran.
“Muhammadiyah berkomitmen menjadikan negara kita al-balad al-makmur (negara yang makmur),” ujarnya saat menghadiri Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Gedung Utama Auditorium PT Semen Tonasa 2, Bungoro, Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, Ahad (22/12/2024).
Komitmen tersebut tidak hanya berlaku bagi Indonesia, tetapi juga meluas ke seluruh penjuru dunia.
“Tugas Muhammadiyah adalah menghadirkan kemakmuran bagi semua. Ini adalah tugas kita untuk imarah (memakmurkan),” tegas Kiai Saad, begitu dia karib disapa.
Kemakmuran yang ingin diwujudkan Muhammadiyah, lanjut Kiai Saad, berakar pada nilai-nilai keimanan, sebagaimana dijelaskan dalam surah Ath-Thur ayat 1 (Waṭ-ṭhụr), yang merujuk pada bukit tempat Allah berbicara kepada Nabi Musa. Berdasarkan tafsir At-Thabari, ayat tersebut dikaitkan dengan Gunung Turisina.
“Maknanya, kemakmuran harus bersandar pada puncak-puncak tertinggi yang dilandasi keimanan (teologis),” jelas dia.
Kiai Saad melanjutkan, dalam surah Ath-Thur ayat 2 (Wa kitābim masṭụr), disebutkan bahwa kemakmuran harus berpijak pada kitab Allah SWT.
“Kemakmuran itu harus berdasarkan kitab Allah, kalam-Nya, dan agama-Nya,” tambahnya.
Selanjutnya, pada ayat 3 (Fī raqqim mansyụr), kemakmuran diibaratkan seperti lembaran yang tersebar luas dan saling berkelanjutan.
Kiai Saad menegaskan pentingnya membangun tekad kuat dan berpegang pada Allah, dengan cara menyebarluaskan nilai-nilai agama sebelum membahas kemakmuran sejati, seperti yang disebutkan dalam ayat 4 (al-baitil-ma’mụr).
Menurut dia, kemakmuran yang diusung Muhammadiyah bersifat merata, tidak setengah-setengah atau terbatas pada kelompok tertentu.
Kemakmuran ini juga harus berkelanjutan dan didasarkan pada iman serta kitab Allah SWT.
“Kemakmuran harus selaras dengan ajaran agama dan keimanan kita. Keberlanjutannya tersimpul dalam doa saput jagat (Qs Al-Baqarah ayat 201). Hanya ada satu jalan menuju kemakmuran, yaitu menjadikan Islam sebagai dasar,” tegas Kiai Saad.
Dia mengidentifikasi empat indikator kemakmuran, yaitu kesejahteraan, ketenangan jiwa, dinamika, dan keberlanjutan.
Namun, ia menekankan bahwa kemakmuran tidak hanya sebatas dunia, tetapi juga harus meliputi kehidupan akhirat.
“Kemakmuran yang ingin diwujudkan Muhammadiyah adalah al-ma’mur al-islamiyyu, yakni kemakmuran berbasis tauhid yang menciptakan keadilan. Dengan keadilan, kemakmuran dapat terus berlangsung, dan keberlanjutan inilah yang paling penting,” papar Kiai Saad. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News