*) Oleh: Ali Efendi, MPd,
Kepala SMPM 14 Ponpes Karangasem & Pengurus Wilayah IGI Jawa Timur
Sesunggunya waktu berjalan maju dan tidak pernah berhenti dengan ukuran yang tepat dan tidak pernah selisih, walaupun satu detik. Perhitungan waktu dimulai dari satuan waktu tercepat detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan tahun.
Bagi mereka yang menggunakan perasaan, maka waktu terasa begitu cepat berlalu. Dengan ungkapan yang sering terucap, “Tidak terasa, ternyata sudah setahun. Baru kemarin tahun 2024, sebentar lagi tahun 2025”.
Allah SWT bersumpah atas nama waktu dengan tujuan mengingatkan manusia bahwa semua manusia akan merugi, kecuali mereka yang mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk berbuat kebajikan, saling berwasiat antara kebenaran, dan kesabaran.
Sebagaimana firman-Nya:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
“1) Demi masa, 2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-Ashr: 1-3).
Begitu pentingnya waktu, sampai Allah bersumpah dalam Al-Qur’an di awali dengan huruf wawu (وَ) qasam, yaitu huruf yang digunakan untuk bersumpah.
Dalam ilmu nahyu, qasam adalah ungkapan yang digunakan untuk menguatkan atau menegaskan pesan dengan menggunakan kata-kata qasam.
Waktu Lebih Mahal Daripada Emas
Sungguh berbahagia bagi mereka yang mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mengabdi (beribadah) kepada Allah SWT dengan beragam perintah yang telah digariskan dalam syariat Islam, maupun menebar kebaikan sesama umat manusia.
Orang-orang yang memanfaatkan waktu dengan baik, bagaikan menemukan bongkahan mutiara.
Kelak, mutiara akan menjadi modal yang dibawa ke akhirat sebagai kunci untuk membuka surga. Sebagaimana pepatah Arab berikut:
الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
“Waktu lebih berharga daripada emas” (Al-Mahfudhat).
Makna pepatah di atas, batapa berharganya waktu. Jika dibandingkan dengan emas atau benda yang paling berharga di dunia.
Waktu lebih mahal daripada mutiara, karena waktu tidak bisa mundur kembali dan waktu tidak bisa dibeli.