Bekal Penting Menghadapi Kematian

Kematian merupakan keniscayaan bagi seluruh makhluk hidup. Tidak terkecuali manusia sebagaimana ketentuan Allah dalam Alquran surat Al Ankabut ayat 57:

“Kullu nafsin dzaa iqatul maut, tsumma ilaina turja’un”.

“Setiap makhluk hidup akan merasakan mati, kemudian kepada kami kamu dikembalikan.”

Ajal datang secara tiba-tiba dan tidak menunggu harus tua atau sakit dulu tetapi jika datang ketentuan ajalnya tidak bisa ditunda maupun dipercepat sedikit pun firman Allah:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ ٣٤

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya (QS:7 Al-A’raf ayat 35)

Apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian?

Kematian merupakan sesuatu yang pasti namun tidak sedikit orang yang lalai menyiapkan diri dalam menghadapi kematian.

Sebagai muslim yang mengimani adanya hidup sesudah mati, maka kita harus sadardiri dan menyiapkan bekal yang bisa meringankan perjalanan panjang setelah kematian menuju jannah tempat bermulanya manusia diciptakan.

Setidaknya ada empat hal yang harus kita siapkan dalam menghadapi kematian:

Pertama, baguskan amal. Seorang muslim harus selalu memperbaiki amal perbuatannya setiap waktu di semua tempat.

Membaguskan amal berarti menstandarkan amal ibadah dengan ketentuan yang telah digariskan oleh tuntunan, tidak boleh ditambah atau dikurangi.

Amal akan mengiringi manusia dalam menjalani kehidupan setelah mati.

مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS:16 An-Nahl:97)

Salat merupakan amalan utama yang harus dipertahankan dan tidak boleh ditinggalkan apa pun alasannya dan bagaimana pun kondisinya. Karena salat merupakan amalan kunci untuk diterimanya seluruh amal kebaikan kita.

Kedua, mohon ampun. Sudah menjadi kodrat manusia mempunyai sifat lupa dan salah, sehingga dosa akan selalu bertambah dalam setiap langkah kehidupan.

Rasulullah bersabda: “Seluruh anak cucu adam mempunyai dosa dan sebaik-baik orang berdosa adalah orang yang bertobat”.

Memohon ampun kepada Allah harus segera dilakukan dengan memperbanyak membaca istigfar agar dosa yang kita lakukan dapat terhapus dan mendapat kasih sayang Allah.

وَٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٞ وَدُودٞ ٩٠

“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih (QS:11 Hud; 90)

Ketiga, berdoa minta husnul khotimah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:

“Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.”

Agar bisa husnul khatimah jangan pernah meninggalkan Islam walau pun sebentar. Allah berfirman dalam Alquran:

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٣٢

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya´qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS;2 Al Baqarah;132)

Keempat, perbanyak pahala jariyah. Dunia merupakan ladang pertanian yang hasilnya akan dipanen saat di akhirat nanti.

Jika manusia meninggal dunia terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara yang pahalanya tidak terputus oleh kematian pelakunya, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya. (*)

(Disampaikan dalam khotbah di Masjid Al Huda Brebek, Waru, Sidoarjo pada 2 Juni 2023)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini