Menjadi Manusia Pembelajar: Jalan Hidup yang Tidak Berujung
foto: vecteezy
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“There is no human who does not need to learn, even if he is close to death.”
(Tidak ada manusia yang tidak butuh belajar, sekalipun dia dekat dengan kematian)

Menjadi manusia pembelajar adalah sebuah komitmen yang tidak pernah berhenti, sebuah perjalanan hidup untuk terus mengembangkan diri.

Ini adalah panggilan untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, membuka diri terhadap ide-ide baru, dan aktif mencari pengetahuan serta keterampilan baru. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5)

Ayat ini mengajarkan kita untuk senantiasa membaca, belajar, dan berpikir. Menjadi manusia pembelajar berarti tidak pernah puas dengan ilmu yang dimiliki, melainkan terus berusaha untuk menambah wawasan, bahkan ketika menghadapi ujung kehidupan.

Kenapa Harus Belajar?

Belajar adalah tangga menuju impian dan cita-cita. Tanpa belajar, impian hanya akan menjadi angan kosong.

Layaknya layang-layang yang hanya bisa terbang tinggi jika melawan angin, demikian pula manusia harus keluar dari zona nyaman untuk meraih kesuksesan. Belajar menuntut disiplin, keberanian, dan ketangguhan.

Dalam Islam, belajar memiliki kedudukan yang tinggi. Menuntut ilmu adalah kewajiban, baik ilmu agama maupun ilmu duniawi. Allah SWT berfirman:

وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
(QS. An-Nahl: 78)

Ilmu adalah penerang jalan bagi amal. Orang yang beramal tanpa ilmu, sebagaimana dikatakan oleh Hasan Al-Bashri, akan lebih banyak menimbulkan kerusakan daripada kebaikan.

Belajar sebagai Bentuk Jihad

Belajar dalam Islam bahkan disamakan dengan jihad. Allah SWT berfirman:

وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa kelompok untuk memperdalam pengetahuan agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila telah kembali kepada mereka supaya mereka menjaga diri.” (QS. At-Taubah: 122)

Belajar adalah jihad intelektual, di mana kita mengangkat panji ilmu untuk kebaikan umat.

Allah SWT mengingatkan kita untuk selalu mengevaluasi diri:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۖ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr: 18)

Dengan introspeksi, kita dapat memahami kekurangan dan terus memperbaiki diri.

Menjadi manusia pembelajar adalah perjalanan tanpa akhir. Belajar adalah kunci untuk memahami dunia, menjalani kehidupan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jangan pernah berhenti belajar, karena setiap langkah dalam menuntut ilmu adalah ibadah yang akan mendekatkan kita kepada-Nya.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan manusia pembelajar. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini