Berpikir Besar, Kunci Kesuksesan Sejati
foto: twcreativecoaching
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Think big, then act.”
(Berpikir besar, kemudian bertindak)

Salah satu ciri orang sukses adalah kemampuannya memaksimalkan pikiran sehingga menghasilkan ide atau karya yang berkualitas.

Untuk itu, kita harus belajar berpikir besar. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)

Ayat ini mengandung makna mendalam. Dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, serta fenomena alam lainnya terdapat dalil yang jelas atas keberadaan, kekuasaan, dan keesaan Allah SWT.

Hanya orang-orang yang berakal sehat, atau ulul albab, yang mampu mengambil pelajaran dari tanda-tanda ini.

Ulul albab memiliki beberapa makna yang terkait dengan pikiran (mind), perasaan (heart), daya pikir (intellect), pemahaman (understanding), dan kebijaksanaan (wisdom).

Mereka menghiasi waktunya dengan dua aktivitas utama: berpikir dan berzikir. Kedua aktivitas ini berjalan seiring dan saling melengkapi.

Di era modern, sebagian besar orang menganggap kesuksesan dapat diukur berdasarkan kekayaan materi.

Namun, kesuksesan sejati tidak bersifat material. Banyak orang kaya raya, tetapi tanpa cara berpikir besar dan jiwa besar, kekayaan itu tidak bermakna.

Sebaliknya, orang yang berpikir dan berjiwa besar tidak mudah goyah oleh masalah, termasuk yang berkaitan dengan keuangan.

Mereka memiliki pemikiran yang dewasa, yang pada gilirannya membentuk persepsi dan tindakan yang bijaksana.

Muawiyah ra pernah berkata:

مَنْ طَلَبَ عَظِيمًا صَغُرَتْ نَفْسُهُ دُونَ عَظِيمِهِ

“Barangsiapa yang mencari sesuatu yang besar, pikirannya akan terfokus pada kebesarannya.”

Amr bin Ash ra juga berpesan:

إِنَّمَا نَطْلُبُ مَعَالِيَ الْأُمُورِ، لَا سَفَاسِفَهَا

“Kita harus bercita-cita meraih hal-hal yang besar, bukan hal-hal yang kecil.”

Meraih sesuatu yang besar tidak bisa dilakukan dengan santai atau malas-malasan. Sebaliknya, usaha keras, kesabaran, dan ketabahan mutlak diperlukan. Sebuah syair menyebutkan:

دَعُونِي أُحَاوِلُ أَنَالَ الْمَجْدَ الَّذِي لَمْ أَنَلْهُ

“Biarkanlah aku menggapai kemuliaan yang belum kugapai.”

وَقَدْرُ الْمَجْدِ بِقَدْرِ صُعُوبَتِهِ وَتَعَقُّدِهِ

“Nilai kemuliaan itu menurut tingkat kesulitan dan kerumitannya.”

Oleh karena itu, mulai sekarang, fokuslah untuk menjadi orang besar. Pikiran yang besar akan menggerakkan seluruh tubuh dan pikiran untuk mencari jalan mewujudkannya.

Jangan hanya bercita-cita untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.

Berpikir besar adalah ciri manusia besar. Mereka selalu memikirkan hal-hal penting dan bermakna, jauh dari perkara remeh.

Dengan berpikir besar, kita tidak hanya menciptakan manfaat untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi mendatang.

Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua untuk terus berpikir besar dan bertindak nyata. Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini