*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Menjelang pergantian tahun, mari kita bermuhasabah diri. Renungkan kembali betapa berharganya waktu yang telah Allah berikan kepada kita.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa waktu adalah uang, tetapi uang bukanlah waktu. Kita mungkin dapat mengetahui sisa uang yang kita miliki, tetapi tidak ada seorang pun yang tahu berapa banyak sisa waktu yang dimilikinya di dunia ini.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari hal ini dan mempersiapkan diri. Isilah waktu yang tersisa dengan amal-amal kebaikan, karena waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali.
Nasihat Para Ulama tentang Waktu dan Tobat
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah pernah berkata:
“Siapa yang bermain-main dengan umurnya, maka dia akan menyia-nyiakan hari-hari yang seharusnya digunakan untuk menanam amal saleh. Dan siapa yang menyia-nyiakan hari-hari untuk menanam, maka dia akan menyesal pada hari-hari menuai (di akhirat).”
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah juga memberikan nasihat yang dalam:
“Apabila maut menjemput, maka tobat seseorang tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Aku hendak bertanya kepada kalian, tahukah kapan maut akan datang? Jawabannya: Tidak ada yang tahu.
Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk segera bertobat kepada Allah Azza wa Jalla, karena kita tidak tahu kapan maut akan menjemput kita.”
Beliau juga mengingatkan tentang kejadian-kejadian tak terduga:
“Ada orang yang tidur dalam keadaan sehat walafiat, lalu esoknya dipindahkan ke tempat pemandian jenazah. Ada juga yang sedang bekerja, tiba-tiba nyawanya dicabut. Oleh karena itu, jangan tunda-tunda taubat. Bersegeralah sebelum pintunya tertutup.” (Liqaa’ Baabil Maftuuh, hlm. 40)
Tiga Syarat Tobat
Mayoritas ulama menyebutkan bahwa syarat tobat yang benar ada tiga:
- Al-Iqla’: Berhenti dari maksiat.
- An-Nadam: Menyesali perbuatan dosa.
- Al-‘Azm: Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu berkata:
“Tobat nasuha adalah dengan tidak mengulangi dosa yang telah ditaubati, sebagaimana susu yang tidak akan kembali masuk ke dalam perahannya.”
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Tobat seorang hamba adalah dengan menyesal atas dosa yang telah dilakukan, ditambah dengan tekad untuk tidak melakukannya lagi.”
Al-Qurthubi rahimahullah menambahkan:
“Tobat itu mencakup empat hal: istighfar dengan lisan, berhenti dari maksiat dengan anggota tubuh, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan menjauhi teman-teman yang buruk.” (Dinukil dari Tafsir Al-Baghawi, 8/169)
Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita istiqamah dalam bertaubat dan memperbaiki diri.
Jangan sia-siakan waktu, karena ia adalah nikmat yang tak ternilai. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang diridhai oleh-Nya.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News