*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Our life in this world is attacked by false isms such as Secularism, Pluralism and Liberalism (SPILIS)”
(Kehidupan kita di dunia ini, diserang oleh isme-isme yang keliru seperti Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme (SPILIS)
Para pendukung pluralisme senantiasa konsisten menyebarkan argumentasi seperti: “jangan lebay dalam beragama”, “cukup paham agama secara biasa-biasa saja,” “semua agama itu mengajarkan kebaikan pada manusia, hanya beda cara penyembahan Tuhan saja,” dan beragam pernyataan lain yang serupa.
Pemahaman pluralisme tidak berasal dari Islam, akan tetapi bersumber dari pemahaman Barat yang rusak.
Mereka menganggap semua agama itu sama karena lahir dari akidah sekularisme. Yaitu, pemisahan agama dari kehidupan.
Kalau kita berusaha memahami agama secara mendalam, kita dikatakan fanatik, radikal, dan intoleransi.
Kalau kita tidak sesuai dengan pemikiran yang diusung oleh Barat maka siap-siap dicap negatif. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُم مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّا نَصَٰرَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”(QS.Al-Maidah: 82)
Pada hakikatnya toleransi beragama itu tidak ada, yang ada adalah toleransi antar pemeluk agama.
Sebab agama itu keyakinan yang final. Konsep toleransi dalam Islam, toleransi bermakna selama sama-sama menghormati , tidak ingin merusak pergaulan hidup.
Jadi toleransi dalam Islam hanya dalam hal-hal yang terkait dengan masalah muamalah dengan non-muslim, bukan pada hal-hal yang menyangkut aqidah.