*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“New year, new commitments. Guard your heart so you don’t fall into Satan’s temptation.”
(Tahun baru, komitmen baru. Jaga hati agar tak terjerumus dalam godaan setan)
Malam pergantian tahun baru sering kali diwarnai dengan berbagai perayaan yang penuh kemeriahan.
Di balik gemerlap pesta kembang api, tak jarang momen ini menjadi ajang kemaksiatan. Banyak orang terlena dengan kegiatan seperti pesta narkoba, mabuk-mabukan, zina, balap motor liar hingga larut malam, bahkan melalaikan kewajiban salat.
Dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhab (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR Muslim: 2669).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)
Imam Nawawi menjelaskan bahwa perkataan Rasulullah SAW tersebut adalah peringatan. Kaum Muslimin sering kali meniru perilaku buruk kaum Yahudi dan Nasrani dalam kemaksiatan, bukan dalam kekafiran.
Perkataan ini menjadi mukjizat karena kini kita melihatnya terjadi.
Jangan Biarkan Waktu Berlalu Sia-sia
Malam pergantian tahun adalah momen yang tepat untuk introspeksi diri. Jangan biarkan waktu berlalu dengan sia-sia atau terjerumus dalam kemaksiatan yang menambah dosa.
Sebagai seorang Muslim, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga diri, keluarga, dan lingkungan dari pengaruh buruk tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR Ahmad No. 5114, HR Abu Dawud No. 4031).
Allah SWT juga berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَٱطْمَأَنُّوا۟ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنْ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ مَأْوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, merasa puas dengan kehidupan dunia dan merasa tenteram dengan kehidupan itu, serta orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya di neraka, disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 7-8)
Hadis ini mengingatkan kita untuk tidak meniru tradisi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Fokus pada Hal yang Bermanfaat
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR Tirmidzi No. 2317 dan Ibnu Majah No. 3976).
Imam Nawawi menjelaskan bahwa segala sesuatu yang tidak bermanfaat, baik berupa perkataan maupun perbuatan, seharusnya ditinggalkan demi memperbaiki kualitas keislaman kita. Malam tahun baru sebaiknya diisi dengan refleksi, doa, atau kegiatan yang membawa keberkahan, bukan sebaliknya.
Semoga Allah melindungi kita dari segala bentuk kemaksiatan, memberikan hidayah, dan menjadikan kita sebagai pribadi yang mengutamakan kebaikan dan keberkahan.
Mari jadikan malam tahun baru sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News