*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman dekatnya. Maka perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman dekat kalian.” (HR. Abu Dawud 4833, Tirmidzi 2378, dan Ahmad 2/344. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Allah SWT juga memerintahkan kita untuk bergaul dengan orang-orang shalih dan bersabar bersama mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Teman yang saleh memiliki pengaruh besar dalam memperkuat iman dan membantu kita tetap istiqamah. Kebiasaan baik mereka akan memberikan motivasi untuk terus beramal shalih. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan:
الصَّاحِبُ سَاحِبٌ
“Yang namanya sahabat bisa menarik (mempengaruhi).”
Manfaat Memiliki Teman yang Saleh
1. Mengingatkan untuk Beramal Shalih dan Menasihati Ketika Salah
Kisah Salman dan Abu Darda’ radhiyallahu‘anhuma menjadi contoh indah tentang pengaruh teman yang baik.
Rasulullah saw pernah mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Ketika Salman berkunjung ke rumah Abu Darda’, ia melihat istri Abu Darda’ mengenakan pakaian kusut.
Salman bertanya, “Mengapa keadaanmu seperti ini?” Istrinya menjawab, “Saudaramu, Abu Darda’, sudah tidak peduli lagi pada dunia.”
Abu Darda’ kemudian menyajikan makanan kepada Salman. Saat itu, Abu Darda’ berkata bahwa dirinya sedang berpuasa.
Salman menjawab, “Aku tidak akan makan sampai engkau juga makan.” Akhirnya, Abu Darda’ berbuka.
Pada malam hari, Abu Darda’ bangun untuk shalat malam, tetapi Salman berkata, “Tidurlah.”
Ketika Abu Darda’ bangun lagi, Salman kembali berkata, “Tidurlah.” Hingga akhirnya di penghujung malam, Salman berkata, “Bangunlah,” dan mereka shalat bersama. Setelahnya, Salman menasihati Abu Darda’ dengan berkata:
إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ
“Sesungguhnya bagi Rabb-mu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Maka penuhilah masing-masing hak tersebut.” (HR. Bukhari 1968)
Nabi Muhammad saw menguatkan nasihat Salman dengan bersabda, “Salman itu benar.”
2. Mendoakan dalam Kebaikan
Teman yang shalih tidak hanya peduli secara langsung, tetapi juga mendoakan kita tanpa sepengetahuan kita. Rasulullah saw bersabda:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala ia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan yang didoakan.” (HR. Muslim 2733)
3. Dibangkitkan Bersama di Hari Kiamat
Teman yang shalih akan membawa kita kepada kebaikan hingga di akhirat. Nabi ﷺ bersabda:
قِيلَ لِلنَّبِيِّ – ﷺ – الرَّجُلُ يُحِبُّ الْقَوْمَ وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ قَالَ « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ »
“Ada yang berkata pada Nabi Muhammad saw, ‘Ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun ia tak pernah berjumpa dengan mereka.’ Nabi Muhammad saw lantas bersabda, ‘Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari 6170 dan Muslim 2640)
Imam Syafiʼi rahimahullah pernah berkata:
إِذَا صَحِبْتَ أَقْوَامًا يُعِيْنُوْنَكَ عَلَى الطَّاعَةِ فَشُدَّ يَدَكَ بِهِمْ، فَإِنَّ اِتِّخَاذَ صَاحِبٍ صَالِحٍ صَعْبٌ وَمُفَارَقَتُهُ سَهْلَةٌ
“Jika engkau memiliki teman yang membantumu dalam melakukan ketaatan, maka peganglah dia erat-erat. Karena sungguh mencari teman baik itu sangat sulit, namun melepaskannya sangatlah mudah.” (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
