Mahasiswa Universiti Sultan Zainal Abidin (Unisza) Malaysia mendapat sambutan hangat saat mengunjungi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam rangka kunjungan akademik.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (27/12/2024), di Kampus 2 Umsida ini bertujuan untuk mempererat hubungan antar universitas, serta memperkenalkan berbagai program studi dan fasilitas yang dimiliki oleh FST Umsida.
Suasana yang penuh keakraban membuat kunjungan ini menjadi momen berharga bagi kedua belah pihak untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi akademik dan penelitian.
Unisza dikenal dengan fokusnya dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai Islam.
Universitas ini memiliki reputasi yang baik dalam menghasilkan lulusan yang siap bersaing di tingkat global.
Kunjungan mahasiswa Unisza ke Umsida merupakan bagian dari upaya mereka untuk memperluas wawasan akademik dan budaya, dengan tujuan melihat langsung sistem pendidikan dan fasilitas yang ada di Indonesia, khususnya di Umsida.
Mahasiswa Unisza berkesempatan untuk menjelajahi berbagai aspek pendidikan di FST Umsida. Selain mengenalkan keunggulan akademik Umsida, kegiatan ini juga turut mempromosikan FST Umsida sebagai fakultas yang berpotensi unggul.
Acara dimulai dengan sambutan resmi dari Dekan FST Umsida, Iswanto ST MT. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan mahasiswa Unisza dan berharap kegiatan ini dapat mempererat hubungan akademik antara kedua universitas serta membuka peluang kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan ke depan.
“Kami merasa terhormat menerima kunjungan mahasiswa Unisza di FST Umsida. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan ilmu di masa depan,” ujar Dekan FST Umsida.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Prof Dr Hana Catur Wahyuni ST MT yang membahas topik mengenai Manajemen Rantai Pasok dalam Konteks Industri Modern.
Hana menekankan pentingnya efisiensi dalam rantai pasok untuk meningkatkan daya saing industri, terutama di era digital yang semakin kompleks.
Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjaga efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis.
“Keberhasilan manajemen rantai pasok tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kolaborasi dan koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan,” tambahnya.
Hana juga menjelaskan dampak transformasi digital terhadap manajemen rantai pasok secara global, serta pentingnya pemahaman ini bagi mahasiswa dan profesional di bidang teknik.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa Unisza bertanya tentang cara membedakan tempat makan halal dan haram di Indonesia.
Hana menjelaskan tentang sistem sertifikasi halal yang diakui secara internasional di Indonesia, yang diawasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Usai sesi pemaparan, mahasiswa Unisza diajak untuk mengunjungi berbagai laboratorium di FST Umsida, yang meliputi program studi Teknik Mesin, Teknologi Pangan, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Informatika, Teknik Industri, dan Agroteknologi.
Setiap laboratorium memperkenalkan alat dan teknologi canggih yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta memberikan penjelasan mendalam tentang penerapan ilmu di masing-masing bidang.
Di laboratorium Teknik Mesin, mahasiswa Unisza diperlihatkan mesin CNC dan perangkat uji material.
Di laboratorium Teknologi Pangan, mereka belajar tentang pengujian makanan yang mengandung bahan berbahaya atau haram.
Laboratorium lainnya, seperti Teknik Elektro dan Teknik Sipil, juga menampilkan berbagai perangkat dan model untuk mendukung pembelajaran praktis.
Kunjungan ini tidak hanya memberi wawasan baru bagi mahasiswa Unisza mengenai pendidikan di Indonesia, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi akademik yang lebih luas antara kedua universitas.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki oleh Umsida dan Unisza, diharapkan kegiatan ini akan menjadi awal dari hubungan yang lebih erat dalam mendukung pengembangan pendidikan dan penelitian di kawasan Asia Tenggara. (ifa)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News