Tiga Waktu Utama untuk Salat Tahajud
foto: freepik
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Salat tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar. Kata “tahajud” berasal dari bahasa Arab “tahajjada,” yang berarti terjaga atau sengaja bangun.

Salat ini dilakukan pada malam hari setelah tidur, meskipun tidurnya hanya sebentar. Dalam Islam, salat tahajud menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.

Waktu Salat Tahajud

Salat tahajud dapat dilakukan sejak setelah salat Isya hingga sebelum masuk waktu subuh. Namun, terdapat waktu-waktu utama yang disarankan berdasarkan pendapat para ulama dan dalil-dalil yang kuat. Berikut adalah tiga waktu terbaik untuk melaksanakan salat tahajud:

1. Setelah Tidur (Awal Malam)

Sebagian ulama berpendapat bahwa tahajud adalah salat malam secara umum, seperti yang disebutkan dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah (2:232).

Namun, ulama lain, seperti Al-Aswad, ‘Alqamah, dan ‘Abdurrahman bin Al-Aswad, berpendapat bahwa tahajud harus dilakukan setelah bangun dari tidur malam.

Pendapat ini juga ditegaskan dalam Tafsir Al-Qurthubi (5:190-191). Dengan demikian, waktu awal malam setelah tidur dapat menjadi pilihan pertama untuk melaksanakan tahajud, terutama bagi mereka yang khawatir tidak bisa bangun pada sepertiga malam terakhir.

2. Tengah Malam

Waktu tengah malam merupakan momen di mana suasana lebih tenang, sehingga lebih mendukung untuk beribadah dengan khusyuk.

Dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa salat malam, termasuk tahajud, memiliki keutamaan besar jika dilakukan di waktu ini.

Bagi sebagian orang, tengah malam adalah waktu yang ideal karena tidak terlalu larut dan masih memungkinkan untuk melanjutkan tidur setelahnya.

3. Sepertiga Malam Terakhir (Jauful Lail)

Waktu sepertiga malam terakhir dianggap sebagai waktu terbaik untuk melaksanakan salat tahajud. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malamnya hingga tersisa sepertiga malam yang terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni.’” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758)

Dalam hadis lain, ketika ditanya oleh ‘Amr bin ‘Abasah As-Sulami tentang waktu malam yang paling utama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Pertengahan malam yang terakhir, maka salatlah sesukamu.” (HR. Abu Daud, no. 1277 dan Tirmidzi, no. 3579). Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadis ini sahih.

Hukum dan Keutamaan Salat Tahajud

Hukum salat tahajud adalah sunah, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)

Pada masa awal Islam, terdapat perbedaan pendapat mengenai kewajiban salat malam. Ada yang menyatakan bahwa kewajiban ini hanya berlaku bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara pendapat lain menyebutkan bahwa kewajiban ini juga berlaku bagi umatnya.

Imam Al-Qurthubi rahimahullah lebih condong pada pendapat yang menyatakan bahwa salat malam, termasuk tahajud, adalah wajib bagi Nabi dan umatnya secara umum pada masa awal syariat, sebelum akhirnya menjadi sunnah.

Salat tahajud adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan melaksanakannya pada waktu-waktu utama seperti sepertiga malam terakhir, seseorang tidak hanya mendapatkan keutamaan spiritual tetapi juga kedekatan yang istimewa dengan Allah SWT.

Oleh karena itu, mari jadikan tahajud sebagai kebiasaan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan kehidupan kita. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini