Khotbah Jumat: Jangan Mengundang Makar Allah
foto: linkedin
UM Surabaya

*) Oleh: Drs. Hasanuddin, M.Ag,
Anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِلْإِسْلاَمِ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَا رَبَّ لَنَا غَيْرَهُ، وَلَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ سِوَاهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَدَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ.

Ma’asyiral muslimin rahimakullah

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 112:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

“Dan Allah telah memberi suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Negeri yang disebutkan dalam ayat itu, menurut para mufassir, adalah negara Saba’, sebelum zaman Rasulullah SAW. Semula, negara Saba’ adalah negeri orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Kata orang sekarang, “HAMKAMRATA” (Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta) di negeri itu sangat mantap.

Rakyatnya militan, tahu diri, dan bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Maka timbullah keamanan dan ketenteraman. Rakyatnya bekerja dengan giat, semata-mata demi mencari rida Allah SWT.

Suatu ketika, berkumpullah pemimpin-pemimpin negara Saba’ untuk mendiskusikan peningkatan kesuburan dan kemakmuran negeri mereka. Mereka menggagas untuk membangun bendungan raksasa agar curahan air hujan tidak terbuang sia-sia di padang pasir yang luas. Maka dikerahkanlah para teknokrat, hingga terwujud Bendungan Ma’arib.

Selanjutnya, dibuat pula sistem irigasi yang modern, sehingga ribuan hektar padang pasir dapat dihijaukan. Betapa indah negeri Saba’ saat itu. Produksi pertanian melimpah, dan sektor perindustrian serta perdagangan berkembang pesat. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa, sehingga kemakmuran merata di segala bidang.

Sebagaimana diungkapkan oleh H. AR. Sutan Mansur:

مِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى الْإِقْتِصَادِ، وَمِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى السِّيَاسَةِ، وَمِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى التَّزَوُّجِ، وَمِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى الدَّوْلَةِ، وَمِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى أَحْوَالِ الْحَيَاةِ.

“Dari masjid ke perekonomian, dari masjid ke politik, dari masjid ke rumah tangga, dari masjid ke pemerintahan, dan dari masjid ke seluruh aspek kehidupan.”

Artinya, segala sesuatu berorientasi dari agama menuju seluruh aspek kehidupan, bukan sebaliknya. Allah SWT menyebut negeri Saba’ sebagai:

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

“Negeri yang indah permai dan (mendapatkan) ampunan dari Tuhan.”

Namun, seiring berjalannya waktu, generasi penerus negeri Saba’ menjadi generasi yang kufur nikmat. Allah SWT menggambarkan mereka dalam firman-Nya:

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Kemudian datanglah setelah mereka generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini