Menyelami Keistimewaan Bulan Rajab: Sejarah, Keutamaan, dan Amalan Rasulullah
foto: freepik
UM Surabaya

Bulan Rajab dikenal sebagai salah satu bulan yang penuh kemuliaan dalam ajaran Islam. Sebagai bagian dari empat bulan haram, bulan ini mengandung banyak keistimewaan yang patut dipahami oleh umat Islam.

Menurut Anis Fariha, M.Th.I, dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bulan Rajab sudah dihormati sejak masa Arab Jahiliyah dan bahkan diyakini memiliki akar sejarah yang jauh lebih tua.

“Anggapan Rajab sebagai bulan istimewa sudah menjadi tradisi turun-temurun. Ada yang mengatakan bulan ini sudah ada sejak masa Nabi Ibrahim,” jelas Anis, pada Sabtu (4/1/2025).

Ia juga menambahkan bahwa, menurut Ibnu Al-Atsir, ulama klasik, bulan Rajab pada zaman Jahiliyah dikenal sebagai bulan yang penuh penghormatan.

“Masyarakat Arab pada masa itu melarang peperangan dan memiliki ritual penyembelihan serta memberi makan sebagai bentuk kemuliaan,” ungkapnya.

Secara linguistik, kata Rajab berasal dari kata tarjiib yang berarti memuliakan atau mengagungkan.

“Bulan Rajab di dalam Islam juga penuh dengan peristiwa besar, seperti Isra’ Mi’raj dan Perang Tabuk yang terjadi pada tahun 9 Hijriah,” kata Anis.

Meskipun masyarakat Arab Jahiliyah menghormati bulan ini dengan menghentikan peperangan, pada masa Islam, pertempuran yang dilakukan tetap menjadi bagian dari jihad di jalan Allah.

Salah satunya adalah Perang Tabuk yang terjadi pada bulan Rajab pada tahun ke-9 Hijriah.

Keistimewaan Bulan Rajab

Bulan Rajab dikenal sebagai salah satu bulan haram yang memiliki kemuliaan istimewa. Menurut Anis, keistimewaan bulan Rajab juga dijelaskan dalam QS. At-Taubah (9:36) yang menyebutkan empat bulan haram, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah saw menjelaskan bahwa di bulan-bulan haram ini, amal shalih yang dilakukan akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda, sementara dosa menjadi lebih besar.

“Bulan haram ini memang memiliki keutamaan. Seperti yang dijelaskan dalam hadits, amal baik yang dilakukan pada bulan-bulan ini pahalanya berlipat ganda, sementara dosa yang dilakukan menjadi lebih besar,” jelasnya.

Doa yang Populer di Bulan Rajab

Salah satu amalan yang banyak dilakukan oleh umat Islam dalam menyambut datangnya bulan Rajab adalah dengan membaca doa. Doa yang populer di bulan ini berbunyi:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadan.”

“Doa ini diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabarani dan Imam al-Baihaqi, meskipun menurut sebagian ulama hadits, hadis ini dianggap dhaif karena ada kelemahan pada sanad-nya,” jelas Anis.

Namun, ia menambahkan, doa ini tetap bisa digunakan untuk mendorong amal kebaikan.

Rajab, Sya’ban, dan Ramadan: Sebuah Kesatuan Harmonis

Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan membentuk sebuah rangkaian yang sangat penting dalam kalender Islam.

“Rajab adalah masa menanam, Sya’ban adalah masa menyiram atau memelihara tanaman, dan Ramadhan adalah masa untuk menuai hasilnya,” ungkap Anis, mengutip ungkapan ulama Abu Bakr Al-Balkhi.

Walaupun Sya’ban tidak termasuk bulan haram, Rasulullah SAW dikenal sangat banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban, menjadikannya bulan yang penuh berkah.

“Meskipun Sya’ban bukan bulan haram, Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan ini, bahkan lebih banyak dari bulan lainnya selain Ramadhan,” tambah Anis.

Bulan Rajab, sebagai bagian dari bulan haram, adalah kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

“Bulan ini memberikan peluang spiritual yang besar, baik untuk meningkatkan ibadah maupun untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah,” tutup Anis. (romadhona s)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini