*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Tmur
Kalimat toyyibah yaitu Laa Ilaha Illa Allah yang dapat menyelamatkan nyawa manusia dari pedihnya kobaran azab api neraka. Nilainya sangat berharga yang tidak dapat dibeli, diganti dengan emas permata.
Sungguhpun manusia memiliki otak dan akal fikiran namun masih ada saja orang orang yang kufur serta menolak Islam, maka sangatlah merugi mereka yang hidup tanpa dienul Islam bimbingan dari Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَـكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ رَحِمَنَا ۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَا بٍ اَلِيْمٍ
“Katakanlah (Muhammad), “Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?””
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 28)
Sungguh, berbahagialah orang orang yang beriman dan selalu beramal shaleh, dan menjaga iman mereka sampai akhir hayatnya.
Mentadabburi ayat ayat berikut ini, untuk mendapatkan ridhoNya dan jauh dari pedihnya kobaran api neraka.
1. Kecelakaan bagi orang orang yang kufur
وَّعَرَضْنَا جَهَـنَّمَ يَوْمَئِذٍ لِّـلْكٰفِرِيْنَ عَرْضًا
“dan Kami perlihatkan (Neraka) Jahanam dengan jelas pada hari itu kepada orang kafir,”
ٱلَّذِيْنَ كَا نَتْ اَعْيُنُهُمْ فِيْ غِطَآءٍ عَنْ ذِكْرِيْ وَكَا نُوْا لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَمْعًا
“(yaitu) orang yang mata (hati)nya dalam keadaan tertutup (tidak mampu) dari memperhatikan tanda-tanda (kebesaran)-Ku, dan mereka tidak sanggup mendengar.”
اَفَحَسِبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنْ يَّتَّخِذُوْا عِبَا دِيْ مِنْ دُوْنِيْۤ اَوْلِيَآءَ ۗ اِنَّاۤ اَعْتَدْنَا جَهَـنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ نُزُلًا
“Maka apakah orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sungguh, Kami telah menyediakan (Neraka) Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir.”
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 100- 102)
2. Gambaran dua kelompok manusia yang beriman dan kafir di alam akhirat.
حَتّٰۤى اِذَا جَآءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَا لَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),”
لَعَلِّيْۤ اَعْمَلُ صَا لِحًـا فِيْمَا تَرَكْتُ ۗ كَلَّا ۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۗ وَمِنْ وَّرَآئِهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
“agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh-barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
“Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya.
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ
“Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam.”
تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّا رُ وَهُمْ فِيْهَا كٰلِحُوْنَ
“Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat.
اَلَمْ تَكُنْ اٰيٰتِيْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُوْنَ
“Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu, tetapi kamu selalu mendustakannya?”
قَا لُوْا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَآ لِّيْنَ
“Mereka berdoa,
“Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang sesat.”
رَبَّنَاۤ اَخْرِجْنَا مِنْهَا فَاِ نْ عُدْنَا فَاِ نَّا ظٰلِمُوْنَ
“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.””
قَا لَ اخْسَئُـوْا فِيْهَا وَلَا تُكَلِّمُوْنِ
“Dia (Allah) berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.””