UM Surabaya

Allâh SWT menjanjikan pahala berlipat bagi amal salih yang dikerjakan manusia. Allâh Swt berfirman:

تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.(QS.Al-Qashash : 83)

Demikian juga dengan harta yang diinfakan di jalan Allâh SWT. Kepada pelakunya, dijanjikan akan mendapatkan balasan tujuh ratus kali lipat.

Allâh SWT berfirman:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. “(QS. Al-Baqarah : 261)

Keuntungan lebih besar dapat diraih oleh seseorang yang melakukan dakwah, saling berwasiat untuk menaati kebenaran dan menepati kesabaran. Dari Abi Mas’ud berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Siapa saja yang menunjukkan kepada (orang lain) kebaikan, ia mendapatkan pahala sama dengan yang mengerjakannya.” (HR.Muslim No. 1893)

Dengan adanya ketetapan tersebut, orang yang berdakwah, mengajak orang lain pada kebaikan, dan mencegah kemungkaran, seolah hidup lebih lama daripada umur yang sebenarnya.

Dalam hadis dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh. “(HR. Muslim No. 1631)

Wasiat tentang kebenaran dan kesabaran yang terus diamalkan orang lain dapat dimasukkan di dalamnya.

Menyia-nyiakan waktu juga dipandang sangat merugikan jika dikaitkan dengan terbatasnya kehidupan manusia di dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini