Menjelang Tanwir I, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah resmi meluncurkan buku “Islamic Green School: Pedoman Praktis Sekolah Ramah Lingkungan”, sebuah panduan untuk menciptakan institusi pendidikan berbasis keberlanjutan. Buku ini menjadi bagian dari gerakan nasional yang dimulai dari model Islamic Green School di ‘Aisyiyah Boarding School Bandung.
Penyusunan buku ini dilakukan oleh para pakar pendidikan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat, didukung oleh Majelis PAUD Dasmen PP ‘Aisyiyah dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP ‘Aisyiyah.
Peluncuran buku berlangsung di Aula Lantai 6 Gedung Dakwah Muhammadiyah, dihadiri 82 peserta secara langsung dan lebih dari 409 peserta daring melalui Zoom. Peserta berasal dari berbagai lembaga di bawah PP Muhammadiyah, seperti Majelis PAUD Dasmen, IGABA (Ikatan Guru Bustanul Athfal), dan IGASI (Ikatan Guru ‘Aisyiyah).
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Prof. Masyitoh Chusnan, menekankan pentingnya buku ini sebagai panduan praktis dalam pendidikan berbasis lingkungan. “Buku ini hadir di tengah era globalisasi yang penuh tantangan terhadap lingkungan. Kami berharap para guru dapat mengenalkan konsep lingkungan secara tepat sesuai usia anak didik,” ujarnya. Buku ini juga diharapkan menjadi aset intelektual yang terus relevan dan bermanfaat.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, menyoroti peran sekolah dalam membangun kesadaran ekologis sejak dini. “Sekolah, sebagai rumah kedua anak-anak, perlu menanamkan nilai keberlanjutan. Anak-anak harus mengenal isu global seperti pemanasan global dan dampaknya, sehingga mereka dapat berperan sebagai pelestari lingkungan,” katanya.
Fajar juga menekankan pentingnya pendidikan iklim dengan pendekatan pemahaman, aksi nyata, dan berbagi. “Peserta didik perlu diajak memahami perubahan iklim, melakukan langkah adaptasi dan mitigasi, serta menggerakkan komunitas untuk turut berkontribusi,” tambahnya.
Rahmawati Husein, Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah, menjelaskan pentingnya Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sebagai bagian dari kesiapsiagaan terhadap risiko perubahan iklim. Ia menyoroti tren bencana hidrometeorologi yang meningkat akibat perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.
“Ketangguhan sekolah perlu dibangun untuk melindungi siswa dan tenaga pendidik dari risiko bencana,” ujarnya.
Senada dengan itu, Andina Novita Tas’ang, dari Kementerian Lingkungan Hidup, mengajak semua pihak untuk mengelola sampah dengan bijak.
“Sampah rumah tangga, terutama sisa makanan, merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca. Sekolah harus menjadi teladan dalam pengelolaan sampah yang baik,” katanya.
Ketua Majelis PAUD Dasmen PP ‘Aisyiyah, Fitniwilis, menambahkan bahwa membangun kebiasaan ramah lingkungan memerlukan kerja sama seluruh warga sekolah.
“Perubahan perilaku harus dimulai dari kesadaran, yang kemudian diterjemahkan dalam kegiatan seperti menanam pohon, memilah sampah, hemat energi, hingga mendaur ulang,” jelasnya.
Tim penulis buku, Amalia Nur Milla dan Dyah Lyesmaya, menjelaskan bahwa buku ini berisi panduan langkah-langkah penerapan konsep sekolah ramah lingkungan berbasis nilai-nilai Islam. Buku ini juga mencakup tahapan seperti penilaian awal sekolah, pembentukan tim, dan penyusunan rencana aksi lingkungan.
Hening Parlan, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, mengingatkan bahwa buku ini harus diikuti dengan aksi nyata untuk mewujudkan konsep Islamic Green School. “Aksi nyata harus dimulai dari pola asuh, gaya hidup hijau, hingga keterlibatan masyarakat sekitar,” katanya.
Mengintegrasikan Nilai Islam dengan Keberlanjutan
Buku “Islamic Green School” menawarkan panduan praktis bagi sekolah dan pesantren untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dengan nilai-nilai Islam. Buku ini mencakup berbagai aspek, seperti pengelolaan sampah, penggunaan energi terbarukan, serta kurikulum hijau yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.
Dengan bahasa yang mudah dipahami, buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pendidik, pengelola sekolah, dan pembuat kebijakan yang ingin mengimplementasikan pendidikan berkelanjutan di lingkungan masing-masing. Peluncuran ini sekaligus menjadi tonggak penting dalam gerakan pendidikan berkelanjutan yang digagas oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News