UM Surabaya

5. Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang kisah Utsman bin Afwan yang mewakafkan sumur ZAM ZAM

Al-Fajr, ayat 21-30
كَلَّا إِذَا دُكَّتِ الْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا (21) وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا (22) وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى (23) يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي (24) فَيَوْمَئِذٍ لَا يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ (25) وَلَا يُوثِقُ وَثَاقَهُ أَحَدٌ (26) يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)

Jangan berbuat (demikian). Apabila bumi diguncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat-malaikat berbaris-baris, dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kira-nya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya. Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menceritakan peristiwayang terjadi pada hari kiamat, yaitu huru-hara yang amat besar. Untuk itu Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

{كَلا}

Jangan (berbuat demikian). (Al-Fajr: 21)

Yakni benar.

{إِذَا دُكَّتِ الأرْضُ دَكًّا دَكًّا}

Apabila bumi diguncangkan berturut-turut. (Al-Fajr: 21)

Maksudnya, telah diratakan sehingga menjadi rata tanpa ada gunung-gunung, dan semua makhluk dibangkitkan dari kubur mereka untuk menghadap kepada Tuhannya.

{وَجَاءَ رَبُّكَ}

dan datanglah Tuhanmu. (Al-Fajr: 22)

Yakni untuk memutuskan peradilan dengan hukum-Nya di antara makhluk-Nya.

Demikian itu terjadi setelah mereka memohon syafaat kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) melalui penghulu anak Adam secara mutlak, yaitu Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) sebelumnya mereka meminta hal ini kepada para rasul dari kalangan ulul ‘azmi seorang demi seorang, tetapi masing-masing dari mereka hanya menjawab, “Aku bukanlah orang yang berhak untuk mendapatkannya.” hingga sampailah giliran mereka untuk meminta kepada Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) Maka beliau bersabda:

«أَنَا لَهَا أَنَا لَهَا»

Akulah yang akan memintakannya, akulah yang akan memintakannya.

Maka pergilah Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) dan meminta syafaat kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) untuk segera datang guna memutuskan peradilan. Dan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) memberinya syafaat dengan meluluskan permintaanya; peristiwa ini merupakan permulaan dari berbagai syafaat berikutnya. Inilah yang disebutkan dengan maqamul mahmud (kedudukan yang terpuji). sebagaimana yang telah dijelaskan dalam tafsir surat Al-lsra.

Lalu datanglah Allah (Subhanahu wa Ta’ala) untuk memutuskan peradilan sebagaimana yang dikehendaki-Nya, sedangkan para malaikat datang di hadapan-Nya bersaf-saf

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ}

dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahanam, (Al-Fajr: 23)

Imam Muslim ibnul Hajjaj telah mengatakan di dalam kitab sahihnya, bahwa:

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ خَالِدٍ الْكَاهِلِيِّ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -هُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ-قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ، مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَك يَجُرُّونَهَا”.

telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Hafs ibnu Gayyas., telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Abul Ala ibnu Khalid Al-Kahili, dari Syaqiq, dari Abdullah Ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda: Neraka Jahanam pada hari itu didatangkan dengan tujuh puluh ribu kendali yang masing-masing kendali dipegang oleh tujuh puluh ribu malaikat yang menariknya.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah ibnu Abdur Rahman Ad-Darimi, dari Umar ibnu hafs dengan sanad yang sama. Imam Tirmidzi telah meriwayatkannya pula dari Abdu ibnu Humaid, dari Abu Amir, dari Sufyan As-Sauri, dari Al-Aia ibnu Khalid, dari Syaqiq ibnu Salamah alias Abu Wa-il, dari Abdullah ibnu Mas’ud dan disebutkan hanya sebagai perkataan Ibnu Mas’ud dan tidak me-rafa’-kannya sampai kepada Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Al-Hasan ibnu Arafah, dari Marwan ibnu Mu’awiyah Al-Fazzari, dari Al-Ala ibnu Khalid. dari Syaqiq, dari Abdullah sebagai perkataan Abdullah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini