Tahun baru sering kali menjadi waktu bagi banyak orang untuk merancang target dan resolusi hidup. Namun, tak sedikit dari resolusi tersebut yang berujung gagal.
Apa penyebabnya? Menurut Dr. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si., Dosen Psikologi Sosial Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), salah satu alasan utama adalah target yang tidak realistis dan kurangnya perencanaan yang matang.
“Banyak orang cenderung impulsif dalam menentukan tujuan, sering kali hanya mengikuti tren atau kebiasaan orang lain tanpa mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas pribadi,” jelas Yuni.
Untuk menghindari kegagalan, Yuni memberikan beberapa kiat agar resolusi dapat diwujudkan.
Langkah pertama adalah melakukan evaluasi diri, seperti memahami kekuatan, peluang, kapasitas diri, serta dukungan finansial dan psikologis. Setelah itu, penting untuk menetapkan tujuan yang realistis dan spesifik.
“Tujuan yang terarah membutuhkan pemetaan target, timeline yang jelas, dan aktivitas bertahap untuk mencapainya. Hal ini akan sangat membantu seseorang tetap fokus,” tambahnya.
Transformasi diri, meskipun terlihat sederhana, membutuhkan komitmen terhadap perubahan kecil yang konsisten hingga menjadi kebiasaan.
Lingkungan yang positif, baik keluarga maupun sosial, juga berperan penting dalam proses ini. Yuni menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar serta penggunaan media sosial secara bijak untuk memperkuat resolusi.
“Lingkungan yang suportif memberikan informasi dan pengakuan yang diperlukan untuk perubahan. Sebaliknya, tanpa dukungan tersebut, proses transformasi akan sulit,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa resolusi adalah hal positif yang bisa dimulai kapan saja, tidak harus di tahun baru. Perencanaan yang matang diperlukan, namun tetap disertai sikap terbuka terhadap berbagai kemungkinan.
“Segala sesuatu pada akhirnya kembali kepada Allah SWT. Bersiap dengan opsi alternatif adalah cara kita menghadapi hal-hal di luar kendali,” tutupnya. (din/wil/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News