Kunci Bahagia: Tawakal, Berbuat Baik, dan Hati yang Bersih
foto: bearmarketreview
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Namun, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan dengan instan atau diperoleh hanya melalui kenikmatan dunia semata.

Kebahagiaan memiliki sebab dan jalan yang perlu ditempuh. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memberikan panduan yang jelas untuk meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Artikel ini akan membahas tiga solusi utama menuju hidup bahagia menurut Islam, yaitu tawakal, membahagiakan orang lain, dan memiliki hati yang bersih.

1. Tawakal: Kunci Utama Hidup Bahagia

Tawakal adalah kepercayaan penuh kepada Allah Ta’ala sambil tetap berusaha sebaik mungkin. Kebahagiaan sejati terletak pada ketaatan kepada Allah. Sebaliknya, penderitaan sering kali disebabkan oleh jauhnya manusia dari Allah dan kemaksiatan yang dilakukan.

Allah Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Tawakal bukan berarti berpangku tangan tanpa usaha. Tawakal justru mendorong kita untuk berikhtiar maksimal, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Nabi Muhammad saw bersabda:

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, maka Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung. Burung itu pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Dengan tawakal, seseorang akan memperoleh:

  • Ketenangan hati, karena ia meyakini bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Allah dengan hikmah terbaik.
  • Kemandirian jiwa, karena ia hanya bergantung kepada Allah, bukan kepada manusia.
  • Keberkahan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam hadis burung di atas.

Cinta Allah, sebagaimana firman-Nya: “Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159)

2. Membahagiakan Orang Lain: Kebahagiaan untuk Diri Sendiri

Kebahagiaan bukan hanya tentang menerima, tetapi juga memberi. Membahagiakan orang lain adalah jalan mulia yang mendatangkan kebahagiaan sejati bagi diri sendiri. Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Membahagiakan orang lain dapat dilakukan melalui:

Bantuan materi, seperti bersedekah kepada yang membutuhkan.
Bantuan emosional, seperti mendamaikan orang yang berselisih atau memberikan nasihat yang tulus.

Mengajarkan ilmu agama, sebagaimana sabda sahabat Nabi Mu’adz bin Jabal:
“Mengajarkan ilmu agama kepada orang yang tidak tahu adalah sedekah.”
(Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim)

Ketika kita membantu orang lain, Allah akan membantu kita. Dengan meringankan beban orang lain, hati kita menjadi lebih lapang, sehingga kebahagiaan akan hadir dengan sendirinya.

3. Hati yang Bersih: Jalan Menuju Surga

Kebahagiaan hakiki tidak akan dirasakan kecuali oleh mereka yang memiliki hati yang bersih, bebas dari dendam, iri, dan dengki. Allah Ta’ala berfirman:

“(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)

Hati yang bersih adalah salah satu ciri penghuni surga, sebagaimana firman Allah:

“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka, mengalir di bawah mereka sungai-sungai, dan mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini.” (QS. Al-A’raf: 43)

Rasulullah saw juga menegaskan pentingnya memiliki hati yang bersih dalam sabdanya:

“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk memiliki hati yang bersih, seorang muslim perlu:

Menghindari rasa iri dan dengki, karena hasad hanya akan menghilangkan kebahagiaan.
Melatih empati, dengan ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain.

Memaafkan kesalahan orang lain, sebagaimana Allah mencintai hamba-Nya yang pemaaf.

Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang berpijak pada kedekatan kepada Allah Ta’ala. Tawakal, membahagiakan orang lain, dan memiliki hati yang bersih adalah tiga pilar utama yang dapat membawa kita kepada kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menjalankan solusi-solusi ini dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu, kebahagiaan yang kita cari tidak hanya menjadi angan-angan, tetapi menjadi kenyataan yang dapat kita rasakan dan nikmati. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini