*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Caranya adalah dengan melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan-Nya dan menjauhkan diri dari segala yang diharamkan-Nya.
Dengan demikian, insyaAllah kita akan menjadi orang-orang yang bertakwa, sesuai dengan tujuan Allah dalam memerintahkan kita untuk bertakwa, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ketakwaan adalah bekal penting untuk hidup di dunia dan akhirat. Bahkan, jika selama Ramadan sebelumnya kita belum mampu memperbaiki diri, Allah masih memberikan kita kesempatan selama hidup di dunia ini.
Allah menyediakan berbagai sarana ibadah agar kita terus berupaya menjadi hamba yang bertakwa. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)
Urgensi Takwa dalam Kehidupan
Mengapa takwa begitu ditekankan? Ketakwaan sangat penting, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Dalam firman-Nya, Allah menyatakan:
“Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 194)
Bayangkan, jika Allah yang Maha Kuasa, Maha Kaya, dan Maha Segalanya selalu menyertai kita, alangkah bahagianya hidup ini. Dengan bekal takwa, kita akan mendapatkan berbagai kemudahan dan pertolongan dari Allah, seperti:
– Keberkahan dalam hidup.
– Kemudahan dalam menyelesaikan urusan.
– Jalan keluar dari kesulitan.
– Rezeki dari arah yang tidak terduga.
– Perlindungan dari adzab dan bencana.
– Ilmu dan kebijaksanaan yang diberikan langsung oleh Allah.
Tak hanya di dunia, di akhirat nanti orang-orang bertakwa akan mendapatkan:
– Ampunan atas dosa-dosa.
– Pahala besar dari Allah.
– Penerimaan amal ibadah.
– Kehormatan memasuki surga.
(QS. Maryam: 63 dan 85)
Lima Tingkatan Menuju Ketakwaan
Mencapai tingkat takwa bukanlah hal yang mudah. Terdapat lima tingkatan yang harus dilewati:
Muslim
Seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, meskipun belum melaksanakan kewajiban seperti salat, puasa, zakat, dan haji.
Mukmin
Orang yang telah melaksanakan rukun Islam, tetapi masih melakukan dosa atau maksiat.
Muhsin
Mukmin yang selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga berusaha menghindari maksiat. Namun, dalam beribadah, ia masih mengharapkan pahala.
Mukhlis
Seorang muhsin yang ikhlas beribadah semata-mata karena Allah, meskipun belum maksimal dalam berbuat baik.
Muttaqin
Orang yang sepenuhnya mengabdi kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya demi mendapatkan ridha-Nya.
Lima Unsur Penting Ketakwaan
Ketakwaan juga mencakup lima unsur yang harus tertanam dalam diri:
1. Mu’ahadah: Mengingat janji kepada Allah setiap membaca Al-Fatihah, khususnya ayat “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
2. Muroqobah: Selalu merasa diawasi oleh Allah kapan pun dan di mana pun.
3. Mu’aqobah: Memberi sanksi kepada diri sendiri atas kesalahan agar tidak mengulanginya.
4. Mujahadah: Berjuang sungguh-sungguh di jalan Allah, termasuk melawan hawa nafsu.
5. Muhasabah: Menghitung-hitung amal baik dan buruk, sehingga selalu berusaha memperbaiki diri.
Takwa sebagai Fondasi Kehidupan Bermasyarakat
Jika setiap individu di masyarakat, termasuk para pemimpin dan penegak hukum, menjalankan kehidupan dengan dasar takwa, maka keadilan akan terwujud.
Negara akan menjadi “baldatun thoyyibatun warobbun ghofuur”, yakni negara yang aman, damai, dan penuh kesejahteraan.
Oleh karena itu, mari kita jadikan iman dan takwa sebagai bekal utama untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News