Kemampuan uap air naik ke langit hingga kembali ke bumi berupa hujan serta kemampuan tunas-tunas tanaman yang masih lunak mampu menerobos lapisan tanah itu bagai cahaya bintang yang menembus kegelapan malam.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar firman pemisah antara yang haq dan yang bathil.”
Al-Qur’an yang diturunkan Allah dari lauhul mahfudh menembus kegelapan malam serta kegelapan zaman sehingga dengan cahaya Al-Qur’an yang terang dan mulya menjadikan malam itu menjadi malam yang diberkahi dan memiliki nilai lebih baik daripada seribu bulan.
Dengan Al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah kepada kaum jahiliyah dengan penuh kesabaran yang pada akhirnya menerima Al-Qur’an sebagai lentera kehidupan.
Kemampuan Al-Qur’an menembus menerangi hati sanubari yang gelap atau jahiliyah sehingga menjadi jiwa-jiwa yang berperadaban yang penuh dengan kedamaian, hal itu seperti cahaya bintang menembus kegelapan malam.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Ada hal yang menarik dari kata at-Thariq, terutama bagi saudaraku yang pernah pergi ke dua tanah suci atau haramain, dalam rangka menunaikan ibadah haji atau umrah, yaitu saat para petugas kebersihan kedua tanah suci tersebut ingin menerobos kerumunan jamaah, maka mereka bilang thariq, thariq, thariq, artinya kurang lebih kasih jalan.
Begitu juga para pengajar yang mendapatkan kesulitan untuk memberikan suatu pemahaman terhadap siswanya maka dia berupaya untuk mencari terobosan atau pola menuju kemudahan dengan waktu yang efektif, maka hal ini disebut methode atau thariqah.
Dalam dunia tasawwuf upaya seorang salik menembus jalan untuk merasakan nikmatnya ruhani saat berkomunikasi dengan Robbnya melalui praktik ibadah berzikir serta ibadah-ibadah yang lainnya, maka hal ini disebut thariqah atau dalam bahasa Indonesia tarekat.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pada dasarnya negeri Indonesia yang kita cintai ini membutuhkan banyak jiwa-jiwa bagai at-Thariq yang kehadirannya diharapkan mampu menerobos serta membongkar tembok tembok tirani, keculasan, kebohongan yang begitu massif.
Ketidakadilan serta kebodohan yang akut yang justru mereka mendapatkan panggung kekuasaan dengan begitu mudahnya walau dengan dipenuhi bau anyir ketidak jujuran dan kemunafikan.
Pemilik jiwa at-Thariq tidak akan merasa takut ancaman, teror serta apapun yang menghalangi tertembusnya cahaya kebenaran, yang nantinya negeri yang kelam menjadi tercerahkan dengan cahaya kebenaran dan iman.
Bukankah saat kebenaran itu datang dengan teroganisir atau berjamaah maka ia akan menjadi air bah yang akan melenyapkan segala bentuk kebathilan, in sya Allah.
Jiwa-jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang haus kekuasaan serta materi yang menyilaukan. Jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang ciut nyali yang dengan sekali bentakan penguasa saja sudah ketakutan.