Pengakuan Kezaliman Diri untuk Raih Ampunan Allah
UM Surabaya

*)Oleh: Ridwan Manan
Pengajar Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo & KMM Sidoarjo

Allah telah memberikan petunjuk di dalam Al Qur’an cara bertobat meraih ampunan Allah dengan pengakuan kesalahan karena kezaliman diri. Nabi Adam Alaihi salam, Nabi Musa dan Nabi Yunus Alahi salam pernah bersalah melakukan kezaliman diri.

Kezaliman Nabi Adam ketika Allah melarang mendekati pada sebuah pohon tapi dilanggar oleh Nabi Adam. Firman Allah

وَقُلۡنَا يَا آدم ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “Dan Kami berfirman: ‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS Al-Baqarah: 35)

Ayat ini menunjukkan larangan mendekati pohon bukan larangan makan buahnya.
Syekh Ahmad bin Musthafa al-Maraghi (w. 1952 M) dalam tafsirnya menjelaskan, larangan untuk mendekati sesuatu itu lebih efektif daripada langsung melarang pada sesuatu itu sendiri.

Larangan demikian akan membuat orang lebih menjauhi potensi-potensi yang membuatnya terjerumus dalam suatu kesalahan.
Adam melakukan kesalahan dengan memakan buahnya sehingga Nabi Adam dan Hawa diturunkan Allah ke bumi.

Pengakuan kezaliman Nabi Adam

Menyadari kesalahannya, Nabi Adam mengakui telah menzalimi diri sendiri dan mohon ampunan serta rahmat kepada Allah

قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

“Mereka berdua (Adam dan Hawa’) berkata : ‘Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami, jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang merugi.“ (Q.S Al-A’raaf : 23)

Pengakuan kezaliman Nabi Musa Alaihi salam

Ketika terjadi pertengkaran antara laki-laki Bani Israil dan laki-laki bangsa Qibthi, laki- laki Bani Israil minta tolong pada Nabi Musa dan Nabi Musa meninjunya hingga laki-laki Qibthi meninggal dunia. Menyadari kezaliman dirinya akibat perbuatan setan, Nabi Musa mohon ampun kepada Allah

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.(Qs. Al Qashas 16)

Pengakuan kezaliman diri Nabi Yunus

Nabi Yunus bin Mata diutus oleh Allah untuk penduduk di daerah Ninuwa di Negeri Mosul. Menyeru kepada kaumnya namun mereka tetap kufur. Nabi Yunus meninggalkan kaumnya padahal Allah belum mengizinkanya. Menyadari kesalahannya, Nabi Yunus mengakui kezaliman dirinya di hadapan Allah
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”.(QS. Al Anbiya 87)
Ayat ini menunjukkan nabi Yunus dalam doanya mengawali dengan pengakuan tauhid dan mensucikan Allah serta pengakuan kezaliman dirinya karena kemarahannya dengan meninggalkan kaumnya dalam tugas dakwah kenabian. Allah menyempitkan nabi Yunus dengan menempatkan dirinya di kegelapan perut ikan paus.

Doa Taubat dari Rasulullah

Rasulullah pernah mengajarkan doa mohon ampunan pada sahabat Abu Bakar Ash Shidiq Radiiallahu anhu.. Sahabat mulia ini diantara sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga masih dibimbing Rasulullah dengan doa permohonan ampunan

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أنْتَ، فَاغْفِرْ لي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وارْحَمْنِي، إنَّكَ أنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ»

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, kasihanilah diriku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang.” (HR Buchori Muslim).

Pengakuan kesalahan dan banyak dosa menumbuhkan kesadaran ketidak mampuan mengendalikan diri, rasa takut terhadap murka dan siksa-Nya, berharap ampunan serta rahmat-Nya. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini