Tujuh Kebiasaan Anak Hebat: Pilar Generasi Emas Indonesia 2045
Salmah Orbayinah
UM Surabaya

Menjelang Tanwir I Aisyiyah, Pimpinan Pusat Aisyiyah Majelis PAUD Dasar dan Menengah (PAUD Dasmen) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Pimpinan Pusat Ikatan Guru TK ABA (IGABA), dan PP Ikatan Guru ‘Aisyiyah Seluruh Indonesia (IGASI) mengadakan webinar bertajuk “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” pada Sabtu (11/1/2025).

Acara ini bertujuan untuk menyosialisasikan langkah strategis dalam membentuk karakter anak-anak Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menekankan pentingnya membangun generasi yang kuat sebagai tanggung jawab bersama, sebagaimana ajaran Al-Qur’an dalam Q.S. An-Nisa ayat 9.

“Generasi unggul tidak hanya harus sehat secara fisik, tetapi juga memiliki ketangguhan mental, ilmu pengetahuan, keimanan, dan kemampuan sosial,” katanya.

Salmah menjelaskan bahwa program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menjadi langkah penting yang perlu diterapkan sejak dini.

“Sehingga kebiasaan tersebut tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga pondasi untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, berkualitas, dan berakhlak mulia,” tandasnya.

Direktur Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, mengungkapkan bahwa anak-anak Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan besar.

“Mulai dari perkembangan teknologi yang pesat, gaya hidup instan, hingga degradasi karakter,” katanya.

Nunuk juga mencatat maraknya kekerasan di dunia pendidikan, pornografi, serta judi online yang kian menyasar anak-anak.

“Dalam konteks ini, program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang mencakup kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu menjadi solusi konkret dan berkelanjutan,” beber dia.

“Tujuh kebiasaan ini dirancang untuk menyeimbangkan kesehatan fisik, mental, dan spiritual, sekaligus menumbuhkan rasa peduli serta tanggung jawab sosial,” imbuh Nunuk.

Ia lalu menuturkan bahwa generasi cerdas dan kreatif tidak dapat tercipta hanya melalui pendidikan di sekolah, tetapi membutuhkan keterlibatan empat pilar pendidikan: sekolah, keluarga, masyarakat, dan media.

Pendekatan ini, lanjut Nunuk, harus dilakukan dengan metode yang bermakna, menggembirakan, dan penuh kesadaran agar dapat menjadi kebiasaan yang tertanam kuat.

Ketua PAUD Dasmen PP ‘Aisyiyah, Fitniwilis, menegaskan kesiapan ‘Aisyiyah untuk mendukung implementasi Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Menurutnya, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter anak-anak.

“Di tangan bapak-ibu guru inilah masa depan Indonesia berada. Jika mereka mampu memberikan yang terbaik untuk perkembangan spiritual, emosional, dan sosial anak-anak didiknya, maka visi Indonesia Emas 2045 akan tercapai. Namun, jika sebaliknya, yang kita hadapi mungkin adalah Indonesia yang cemas,” tutur Fitni.

Fitni juga mengingatkan bahwa tanggung jawab ini tidak bisa hanya dilakukan oleh guru atau lembaga pendidikan, tetapi juga membutuhkan sinergi dengan keluarga, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan. Ia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi mencapai tujuan besar ini.

“Melalui webinar ini, Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diharapkan dapat menjadi pijakan utama dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki integritas, peduli sosial, serta mental yang tangguh,” jelasnya

Kata Fitri, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk memastikan bahwa generasi penerus Indonesia mampu menjawab tantangan zaman dan membawa bangsa menuju kejayaan di masa depan. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini