UM Surabaya

4. Menentukan Indikator Kinerja (Key Performance Indicators)

KPI ditetapkan guna memastikan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan strategis. Secara umum terdapat 6 aspek yang dapat diukur dari setiap tujuan strategis, yaitu: mengukur progres, ketaatan terhadap regulasi (compliance), efektivitas, efisiensi, produktivitas dan akurasi.

5. Menetapkan Target KPI.

Menetapkan target KPI dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga metoda berikut yaitu analisis data historis, benchmarking dan stretching. Jika tersedia data historis penetapan target kinerja dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja tahun lalu. Jika tidak tersedia bisa dengan cara melakukan bechmarking, melihat best practices yang ada di perusahaan atau organisasi lain. Dan terakhir, metoda stretching biasanya dilakukan jika organisasi ingin mendorong pencapaian yang lebih tinggi dari standar normal/best-practices.

6. Menyusun Inisiatif Strategis.

Inisiatif Strategis adalah proyek, program atau tindakan/aksi spesifik yang dirancang guna mendukung pencapaian tujuan strategis organisasi. Inisiatif strategis biasanya berfokus pada langkah-langkah praktis dan terukur yang membantu organisasi menerapkan strategi dan mencapai hasil yang diinginkan.

Kunci Sukses Keberhasilan Balanced Scorecard di Persyariakan Muhammadiyah

Agar implementasi BSC bisa sukses membawa dampak peningkatan kinerja Persyarikatan Muhammadiyah setidaknya dibutuhkan tiga hal yaitu:

1. Kontekstualisasi dengan Nilai, Misi dan Visi Persyarikatan

Dalam prakteknya, pendekatan empat perspektif dalam BSC tidak serta merta di adopsi sepenuhnya oleh para penggunanya. Kategori perspektifnya dapat disesuaikan dengan konteks organisasi, bisa diganti penamaannya atau bisa juga ditambah jumlahnya.

Untuk Muhammadiyah, Biro Pengembangan Organisasi (BPO) telah melakukan perubahan kategori perspektif dari peta strategi agar lebih sesuai dengan konteks persyarikatan sebagaimana dalam gambar 3 di bawah ini.

Mewujudkan Tata Kelola Organisasi Muhammadiyah yang Unggul Gambar 3: Peta Strategi Muhammadiyah Scorecard 2022-2027

2. Komitmen dan Dukungan Penuh dari Pimpinan Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah memiliki peran sangat penting dalam memastikan implementasi BSC dapat berjalan dengan baik. BSC adalah management tool yang telah teruji untuk  membantu seluruh pimpinan dalam mengarahkan gerak langkah seluruh elemen persyarikatan menuju visi dan cita-cita yang telah ditetapkan.

Dalam prosesnya, implementasi BSC akan menimbulkan riak-riak ketidaknyaman akibat diterapkannya indikator ukuran kuantitatif terhadap tujuan yang ditetapkan. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama, dengan komitmen dan dukungan penuh dari Pimpinan, insya allah hal tersebut agar segera teratasi karena kita semua menginginkan persyarikatan berkemajuan. Dan hanya dengan berani menerapkan ukuran kinerja yang kuantitatif, kemajuan suatu organisasi bisa tumbuh dan berkembang.

3. Membangun Budaya Organisasi Berkemajuan.

Metoda BSC tidak hanya memberikan alat untuk mengukur kinerja, tetapi juga mendorong munculnya inovasi dan terobosan guna memperbaiki hasil kinerja yang kurang optimal.  Pada gilirannya, hal ini akan menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada hasil, inovasi, dan kolaborasi.

Untuk itu, selain hal-hal teknis seperti pengembangan disain berbagai instrumen BSC, hal lainnya yang juga perlu dibangun adalah kesiapan mental seluruh anggota organisasi untuk mengadopsi sistem manajemen terukur ini.

Oleh karenanya, nilai-nilai Islam berkemajuan yang selama ini telah menjadi fondasi bagi Muhammadiyah perlu terus diinternalisasi dan diaktualisasikan lewat membangun kebiasaan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) di seluruh aspek kegiatan guna merespons tantangan modernitas sehingga Persyarikatan Muhammadiyah tetap relevan dengan kondisi zaman yang terus berubah.

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini