TK ABA 1 Buduran mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Parenting bertajuk Kelas Orang Tua Hebat, Sabtu (11/1/2025) di Masjid Al Furqon, Dukuh Tengah, Buduran. Acara ini menjadi bagian dari program tahunan “30 Hari Orang Tua Membacakan Buku” menghadirkan narasumber Titin Supriatin, seorang pencerita dan ahli parenting, yang akrab disapa Bunda Atin. Tema utama dalam kelas kali ini adalah “Menumbuhkan Fitrah Keimanan”.
Bunda Atin membuka materi dengan menceritakan kisah masyhur tentang seorang pemuda yang hadir di salah satu majelis Rasulullah. Pemuda itu, yang ternyata adalah Malaikat Jibril, bertanya tentang iman, Islam, dan ihsan. Dari kisah tersebut, Bunda Atin menyoroti nilai-nilai penting seperti berpakaian rapi saat menuntut ilmu, memilih tempat terbaik di dekat guru, dan menyelesaikan ilmu hingga tuntas.
Bunda Atin menjelaskan bahwa fitrah adalah potensi dasar yang telah Allah tanamkan pada manusia sejak lahir. Fitrah ini mencakup kebaikan dan kemampuan untuk mengenal Allah (makrifatullah), berakhlak mulia, dan menerima ilmu yang benar.
“Fitrah itu sudah ada sejak lahir. Orang tua dulu menyebutnya gawan bayi. Dalam dunia parenting modern, konsep ini lebih dikenal dengan istilah fitrah, yang dalam bahasa sastra diibaratkan seperti tabula rasa—lembaran putih bersih,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan delapan jenis fitrah: keimanan, individualitas dan sosialitas, jasmani, bahasa, seksualitas, belajar, perkembangan, dan bakat. Dalam sesi ini, fokus utamanya adalah fitrah keimanan, yang berakar pada QS Al-A’raf:172. Ayat tersebut menegaskan bahwa semua manusia telah bersaksi akan keesaan Allah sebelum dilahirkan.
Bunda Atin menyoroti kesalahan umum orang tua yang cenderung mengajarkan kemampuan akademik seperti membaca, menulis, dan berhitung terlebih dahulu, sebelum mengajarkan iman dan adab. Padahal, fitrah belajar secara alami muncul ketika anak berusia tujuh tahun. Ia menekankan pentingnya urutan pendidikan yang benar: iman, adab, kemudian ilmu lainnya.
“Menjaga fitrah keimanan anak adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Jangan sampai fitrah itu tergerus atau dibelokkan,” pesannya.
Mengukur Keimanan
Menurut Bunda Atin, keimanan tidak bisa diukur seperti benda fisik, tetapi ada tanda-tanda yang dapat dirasakan. QS Al-Anfal:2 menyebutkan bahwa orang beriman adalah mereka yang hatinya gemetar saat mendengar nama Allah dan bertambah imannya ketika mendengar ayat-ayat-Nya.
Ia mengingatkan peserta untuk merenungkan sejauh mana getaran hati mereka saat mendengar asma Allah. “Cinta kadang lebih membuat kita berdebar dibandingkan ketika asma Allah disebut. Segemetar apa kita mendengar tilawah tadi?” tanyanya retoris.
Mengakhiri sesi, Bunda Atin mengajak para orang tua untuk terus belajar dan memperbaiki diri. “Iman memang naik turun, tapi kita semua bisa berusaha menjadi lebih baik,” pungkasnya. (ramadhani qonitah mursyida)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News