Ketiga, Media Dakwah, Promosi, Marketing, dan Branding
Bagi lembaga atau Amal Usaha bisa memaksimalkan kalender sebagai media dakwah sekaligus branding yang murah namun tetap berkelanjutan (sekali untuk setahun). Orang yang belum mengenal sekolah dan dinamikanya akhirnya kenal dan mendaftarkan anaknya. Yang belum tahu akhirnya tahu prestasi siswa dan keunggulan sekolah. Dan disinilah sisi dan peran dakwah visual kalender akan masuk.
Dakwah di internal persyarikatan Muhammadiyah misalnya dengan membagikannya ke guru dan karyawan persyarikatan, siswa dan orang tua, masjid dan mushola dan Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang dan Daerah, Majelis dan anggotanya, dan sebagainya. Sedangkan keluar persyarikatan bisa melalui lembaga atau instansi pemerintah seperti kepolisian, koramil, kecamatan, Dinas Pendidikan, sekolah mitra atau sasaran marketing dan sebagainya.
Untuk itu, desain dan tampilan harus menarik dan menyejukkan mata. Pilihan dan penempatan kata, kalimat, dan gambar harus disajikan dengan artistik dan futuristik. Penggunaan media teknologi dan Artifical Intelligent (AI) diperlukan untuk tujuan dakwah. Kalender yang dipasang akan dilihat dan dibaca oleh semua kalangan dan tingkatan. Tampilannya harus ramah usia dan gender. Termasuk harus menyisipkan nilai-nilai dakwah Al Islam dan kemuhammadiyahan seperti memunculkan ayat-ayat Al Quran, Sabda Nabi SAW, Quote dari Sahabat Nabi, Kalimat Motivasi Kyai Ahmad Dahlan, dan sebagainya yang relevan dengan konteks kekinian.
Keempat, Media Pembelajaran
Dalam konteks akademik konsep bilangan, hari dalam minggu dan bulan, dan bulan dalam setahun bisa menggunakan kalender sebagai media yang murah dan praktis bagi guru. Kalender yang dipasang dikelas misalnya bisa sewaktu-waktu digunakan guru matematika, Bahasa Indonesia dan Inggris untuk mengenalkan tema waktu menurut tata bahasanya. Guru PKn, Sejarah dan AIK juga bisa mengenalkan hari-hari penting, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pendidikan, Hari kelahiran Nabi (Maulid), Milad Persyarikatan, Sekolah atau peristiwa sejarah lainnya.
Guru IPA juga bisa mengenalkan siswa/I tentang fenomena alam seperti kapan terjadi gerhana matahari dan bulan yang terjadi pada bulan dan tahun tertentu. Termasuk mengajarkan kreatifitas siswa/I dengan menandai, menulis dan menggambar icon pada hari-hari tertentu sebagai reminder aktifitas yang direncanakan dan capaian yang telah dilakukan. Sebgaimana menurut Willis, J. (2007 dalam bukunya The Neuroscience of Joyful Education. Educational Leadership yang menyebutkan bahwa konten visual yang menarik dapat merangsang kreativitas, meningkatkan daya ingat, dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Kelima, Pride and Prestige
Selain keempat fungsi diatas, kalender juga memiliki fungsi simbolis yang mencerminkan kebanggaan (pride) dan kehormatan (prestige) bagi individu, kelompok, atau bangsa. Beberapa gambar kegiatan sebuah lembaga yang direpresentasikan dalam gambar di kalender menjadi lambang kebanggaan dan kehormatan (kewibawaan atau marwah). Sebagai bentuk ekslusifitas dan eksistensi ditengah dinamika persaingan dalam konteks masing-masing.
Karakter dan pelaku yang dimunculkan dalam gambar atau tulisan dalam kalender bisa berbangga karena telah menjadi bagian dari sebuah entitas atau kelompok. Sense of belonging (rasa memiliki) itu akan memunculkan rasa bahagia terutama ketika ada yang melihat dan bertanya tentang aktifitas yang ada dalam kalender. Selain itu, kalender juga sebagai bentuk show of force (unjuk kekuatan) bahwa lembaga dan seluruh warganya aktif dan terus bergerak.
Sebagaimana menurut Kress, G., & Van Leeuwen, T. (2006) bahwa elemen visual menyampaikan emosi dan membangun koneksi, membantu seseorang menginternalisasi pesan dan terlibat dengan konten secara lebih mendalam.
Kesimpulan
Kalender sebagai salah satu bentuk implementasi Surat Al Ahsr harus mampu memberikan dampak positif untuk kehidupan sosial dan agama. Tidak hanya bermanfaat untuk individu tapi juga kelompok. Tidak hanya untuk organisasi massa apalagi instansi pemerintah. Semua butuh penanda waktu, semua butuh pengingat untuk kehidupan dan aktifitasnya.
Mengapa? Tentu karena sifat pelupa yang melekat pada diri manusia itulah Allah mengingatkan melalui FirmanNya Surat Al Ashr ayat 1 sampai 3. Kehidupan dan kematian, permulaan dan akhir semesta dan seisinya ini akan bersinggungan dengan waktu. Nabi SAW juga mengingatkan kita akan pentingnya waktu; 1) Manusi aitu tempat salah dan lupa.” 2) Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu.”3) Waktu itu lebih mahal daripada emas.”dan 4) Gunakan waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu.”
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang positif dan berkah. Aamiin
Wallahu a’lamu bishshowab
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News