Popularitas dan ketenaran pun mulai terganggu. Hal ini tentu saja membuat mereka tak menerima kenyaan. Di antara mereka menyesali kejadian ini, baik dengan tertegun, menangis, dan bisa jadi putus harapan dan penyesalan.
Fenomena penyesalan dan putus harapan atas musibah yang menimpa para penduduk di LA, karena rumahnya hancur, impian mereka kandas serta rencana-rencana besar gagal sehingga mereka mengalami frustasi yang mendalam.
Api dunia ini benar-benar tekanan berat bagi manusia yang kufur terhadap nikmat Allah. Hal ini digambarkan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَهُمۡ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقۡضَىٰ عَلَيۡهِمۡ فَيَمُوتُواْ وَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجۡزِي كُلَّ كَفُورٖ
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah, Kami membalas setiap orang yang sangat kafir.” (QS. Fāţir :36)
Musibah itu, bagi orang-orang kafir merupakan pukulan berat. Betapa tidak, api mengepung tanpa kejelasan kapan bisa padam.
Eskalasi api sangat cepat dan meluas merusak seluruh bangunan dan sarana yang dianggap simbol kemewahan. Putus harapan itu sebagai bentuk balasan atas perilaku menyimpang menyelisihi aturan manusia yang berperadaban.
Bagaimana tidak, berzina, mabuk, narkoba, hingga kawin sesama jenis merupakan fenomena dianggap biasa.
Begitu api bergolak, mereka pun berteriak agar bisa dikeluarkan dari kepungan api. Hal ini kurang lebih sama dengan apa yang digambarkan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَهُمۡ يَصۡطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَٰلِحًا غَيۡرَ ٱلَّذِي كُنَّا نَعۡمَلُ ۚ أَوَلَمۡ نُعَمِّرۡكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُواْ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (QS. Fāţir : 37)
Penyesalan mendalam itu dijawab Al-Qur’an dengan jelas. Mereka sudah diberi tangguh dengan umur panjang tidak menggerakkan mereka berbuat baik.