Terbakarnya Los Angeles dan Surah Kahfi
UM Surabaya

*)Oleh: Anwar Hudijono
Jurnalis senior tinggal di Sidoarjo

Sudah lebih sepekan Kota Los Angeles terbakar dahsyat. Luas areal yang gosong dimangsa api sekitar 22 persen wilayah Jakarta. Ribuan rumah mewah yang harganya per unit mencapai ratusan miliar rupiah jadi serpihan jelaga. Juga ribuan gedung mewah jadi debu. Ratusan ribu penduduk harus jadi pengungsi.

Kebakaran kota terbesar kedua di Amerika Serikat (AS) ini hanya berselang sehari setelah Presiden terpilih AS Donald Trump sesumbar akan menjadikan Gaza neraka jika warga Israel yang disandera di Gaza tidak dibebaskan tanpa syarat.

Dunia sudah ketar-ketir. Trump yang dikenal suka super ugal-ugalan ini benar-benar akan merealisasi sesumbarnya. Jika itu terjadi maka Gaza yang sudah luluh lantak dihancurkan Israel sejak November 2023, dalam sekejap akan musnah layaknya buah ciplukan dikremus.

Di tengah ketar-ketir berkecamuk, mendadak sontak dunia kaget menyaksikan Los Angeles terbakar super dahsyat tanpa jelas asalnya api. Api seolah jatuh dari langit.

Nitizen dari pelbagai pelosok dunia mengaitkan terbakarnya Los Angeles ini sebagai jawaban Tuhan atas kesombongan AS yang diekspresikan melaui mulut Trump.

Sebagai seorang muslim saya menilai sikap nitizen itu tidak berlebihan. Tidak asal njeplak. Karena memang ada referensinya. Yaitu Quran Surah Kahfi ((18) ayat 32-44.

Ada dua orang laki-laki. Yang seorang kafir dan yang seorang lagi beriman. Allah memberi lelaki kafir itu dua buah kebun anggur. Di sekilingnya tumbuh pohon kurma. Di antara dua kebun itu ladang. Di celahnya ada aliran sungai. Tanamannya subur panennya berlimpah. Ia pun kaya raya.
“Hartaku lebih banyak daripada hartamu. Dan pengikutku lebih kuat,” kata lelaki kafir itu kepada temannya yang beriman.

Dengan sombongnya ia melanjutkan, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. Dan aku kira hari kiamat tidak akan datang. Sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari ini.”

Temannya itu menyahut, “Apakah engkau ingkar kepada Tuhan yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu Dia menjadikanmu lelaki yang sempurna?”

Lebih lanjut dia mengatakan, “Mengapa Ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan Masya Allah La Quwwata Illa billah. Semua ini terwujud atas kehendak Allah, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

Lelaki beriman itu menyatakan bahwa dirinya percaya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

“Mudah-mudahan Tuhanku akan memberikan kepadaku kebun yang lebih baik dari kebunmu. Dan Tuhan mengirim petir dari langit ke kebunmu sehingga menjadi tanah yang licin atau airnya jadi surut ke dalam tanah, maka kamu tidak akan dapat menemukan lagi.”

Tuhan menjawab doa lelaki beriman yang teraniaya itu. Kebuh anggur milik lelaki kafir itu hancur dalam sekejap. Seluruh hartanya ludes.

“Betapa sekiranya dulu aku tidak menyekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun,” kata lelaki kafir itu sambil mbrebes mili penuh pernyesalan.

Allah menegaskan dalam ayat 43 dan 44. “Dan tidak ada (lagi) baginya segolongan pun dapat menolongnya selain Allah. Dan dia pun tidak dapat membela dirinya. Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Maha Benar. Dialah (pemberi) pahala dan balasan terbaik.”

Terbakarnya Los Angeles ini bisa jadi baru peringatan awal atau kecil. Amerika Serikat mesti waspada dan instropeksi. Jika kesombongannya semakin membahana, menindas di mana-mana, meremehkan Tuhan, bukan mustahil peringatan yang lebih besar dari Allah akan menyusul.

“Dan tidak suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami siksa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfudz). (Quran, Al Isra 58). Raabi a’lam. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini