*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Pagi ini, kita membahas salah satu nilai penting dalam Islam, yaitu istiqamah. Istiqamah berarti tetap berada di atas jalan yang lurus, mengikuti ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta kiat-kiat agar dapat menjaga konsistensi tersebut.
Allah SWT menjelaskan keutamaan istiqamah dalam beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak pula berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (QS. Fushshilat: 30)
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu, dan juga orang yang telah taubat besertamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)
Selain Al-Qur’an, hadits Rasulullah saw njuga memperkuat pentingnya istiqamah.
Dari Abu ‘Amr, beliau berkata:
“Aku berkata: Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.”
Beliau menjawab: “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim, 38)
Tiga Poin Penting tentang Istikamah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tiga poin penting dari hadis tersebut:
Istiqamah berarti menjalankan kewajiban secara sempurna.
Jika seseorang meninggalkan kewajiban atau melakukan hal yang diharamkan, maka ia tidak berada dalam kondisi istikamah.
Koreksi diri adalah kunci.
Jika kita belum istiqamah, kita wajib kembali kepada jalan Allah. Jika sudah istiqamah, maka bersyukurlah atas nikmat tersebut.
Istikamah mencakup semua aspek kehidupan.
Orang yang menunda salat hingga keluar dari waktunya tidak istikamah.
Orang yang tidak membayar zakat juga tidak istikamah.
Perilaku seperti menjatuhkan kehormatan orang lain, menipu, atau berbuat curang juga mencerminkan ketidakkonsistenan dalam menjalani agama.
Tiga Kiat Agar Mudah Istikamah
- Bergaul dengan teman yang saleh.
Rasulullah saw bersabda:
“Seseorang yang berteman dengan orang saleh dan orang yang buruk adalah seperti berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Jika engkau tidak diberi minyak wangi, engkau bisa membeli darinya, atau minimal mendapatkan aromanya. Sebaliknya, berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak terbakar oleh percikannya, minimal engkau akan mendapatkan bau yang tidak sedap.” (HR. Bukhari, 2101)
2. Rajin menghadiri majelis ilmu.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa meskipun seorang hamba memiliki banyak dosa, kehadirannya di majelis ilmu tetap membawa manfaat besar.
Allah SWT berfirman kepada malaikat: “Aku pun mengampuninya, mereka adalah satu kaum yang tidak akan sengsara orang yang duduk bersama mereka.” (HR. Muslim)
3. Memperbanyak doa kepada Allah SWT.
Doa menjadi penopang utama untuk menjaga hati tetap di jalan yang lurus. Beberapa doa yang diajarkan Rasulullah SAW antara lain:
“Rabbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hablana milladunka rahmah innaka antal wahhab.” (QS. Ali Imran: 8)
“Allahumma mushorrifal quluub, shorrif quluubana ‘ala thoo’atik.” (HR. Muslim, 2654)
Istikamah adalah perjalanan yang membutuhkan komitmen, kesabaran, dan usaha yang terus-menerus.
Dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, berteman dengan orang saleh, menghadiri majelis ilmu, serta memperbanyak doa, kita dapat menjaga konsistensi dalam ketaatan kepada Allah SWT. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk tetap istiqamah hingga akhir hayat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News