Wacana Dana Zakat untuk Program MBG, Haedar: Perlu Kajian Mendalam
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
UM Surabaya

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyatakan bahwa rencana penggunaan dana zakat untuk mendanai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memerlukan kajian lebih lanjut, terutama terkait aspek syariah, manajemen, dan capaian program.

Gagasan ini muncul setelah adanya usulan kepada pemerintah agar pembiayaan MBG dapat bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Usulan tersebut memancing berbagai tanggapan dari sejumlah pihak.

Menurut Haedar, pembahasan terkait usulan ini sebaiknya dilakukan bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelola oleh berbagai organisasi keagamaan. Hal ini mengingat dana ZIS memiliki aturan dan tanggung jawab khusus sebagai amanah umat.

“Manajemen dan pencapaiannya perlu dibahas lebih lanjut karena badan amil zakat memiliki regulasi sendiri terkait penggunaan dana, yang harus dipertanggungjawabkan kepada umat,” ujar Haedar saat ditemui media seusai membuka Tanwir I ‘Aisyiyah pada Rabu (15/1) di Hotel Tavia, Jakarta.

Haedar menegaskan bahwa setiap wacana seperti ini tidak cukup hanya berupa ide, tetapi memerlukan pembicaraan mendalam, sebab melibatkan banyak pihak lintas sektor.

Dalam pengelolaan ZIS, lanjutnya, terdapat dimensi syariah yang harus dipatuhi, selain juga dimensi birokrasi karena Baznas dan LAZ menerapkan tata kelola modern yang kompleks.

“Setiap ide tidak harus langsung diterima atau ditolak. Perlu dikaji. Jika tidak sesuai asnaf (kelompok penerima zakat), bukan berarti umat Islam menolak,” tambah Haedar.

Meski demikian, Muhammadiyah mendukung program MBG yang digulirkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Bahkan, salah satu institusi pendidikan Muhammadiyah di Jawa Barat telah menjalankan program serupa selama tiga tahun terakhir.

Haedar menyoroti dua poin penting dari program MBG. Pertama, upaya menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas. Kedua, memulihkan kedaulatan pangan Indonesia.

“Indonesia pernah berjaya dalam kedaulatan pangan melalui swasembada. Program makan bergizi ini bisa menjadi momentum untuk membangkitkan kembali kedaulatan pangan kita,” tutup Haedar. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini