Muhammadiyah melalui Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Jatim bersama Lazismu terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi para mualaf.
Sebagai bagian dari program Learning Muallaf Centre Muhammadiyah Jawa Timur, mereka menggelar pelatihan keterampilan kuliner di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya, pada Sabtu (25/1/2025).
“Tujuan dari kegiatan ini adalah membangun jiwa kewirausahaan agar para muallaf dapat lebih mandiri dan sejahtera, ujar Koko Susanto, wakil ketua LDK Jatim dalam sambutannya.
Program ini melibatkan 20 peserta dari komunitas mualaf dan Kelompok Pejuang Damai, yang merupakan mantan narapidana kasus terorisme dari wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
Pelatihan ini dipandu oleh drh. Zainul Muslimin, pelaku bisnis kuliner yang membagikan pengalaman dan tips sukses.
Ia menekankan bahwa bisnis kuliner memiliki peluang besar karena kebutuhan masyarakat akan makanan dan minuman terus meningkat.
“Dengan menjaga kualitas rasa, kemasan, dan jaringan pemasaran, para peserta diharapkan mampu menjalankan bisnis yang berkelanjutan,” katanya.
Zainul juga memberikan motivasi, menegaskan pentingnya mindset yang positif untuk meraih kesuksesan.
“Mulailah dengan kuliner, karena masih banyak peluang. Jangan sambat (mengeluh), tetap semangat, dan raihlah mimpi untuk memutus rantai kemiskinan,” ujarnya.
Pria yang menjabat bendahara PWM Jatim itu juga mengingatkan tiga hal yang harus diperhatikan dalam bisnis kuliner, yakno rasa, harga, dan waktu pelayanan.
“Kesalahan dalam salah satu aspek tersebut bisa berdampak fatal bagi bisnis,” cetus dia..
Pada sesi praktik, peserta diajak membuat pentol daging sapi, pentol daging ayam, dan mie ayam.
Wakil Ketua Lazismu Jatim Aditio Yudono mengatakan, meski hasilnya belum sempurna, antusiasme peserta tetap tinggi.
“Kami berharap pelatihan ini mampu mendorong para peserta untuk memulai usaha sesuai kemampuan masing-masing. Lazismu juga akan mendukung kebutuhan mereka untuk memulai usaha,” tandas dia.
Dani, seorang mualaf yang telah berbisnis kuliner mie ayam, mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Pelatihan ini memberi kami wawasan baru dan kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan peserta lain. Rasanya mantap, cocok untuk dikembangkan menjadi usaha kuliner,” ujarnya setelah mencicipi produk hasil pelatihan.
Pelatihan ini menjadi langkah nyata Muhammadiyah dalam memberdayakan mualaf, membuka jalan bagi kemandirian ekonomi, dan menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan. (andi hariadi)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News