5 Kemuliaan Bagi Mereka yang Berjihad dengan Hartanya
foto: patriotsoftware.com

Oleh: Irwan, S.Pd, M.Pd.I
Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Syukur Alhamdulillah kita haturkan kepada Allah Rabbul Alamin, atas segala bentuk nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, terutama nikmat iman dan Islam.

Selawat dan salam marilah kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa risalah Islam yang telah menerangi kehidupan ini dengan cahaya Islam.

Kunci kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat adalah terletak pada derajat keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada sang khalik, yaitu Allah swt.

Untuk itu, marilah kita terus memelihara iman dan Islam dalam diri kita sehingga menjadi seorang hamba yang mulia.

Kaum muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt,

Jalan kemuliaan dapat ditempuh oleh seseorang dengan berbagai jalan, misalnya mendirikan salat, berbuat baik kepada orang tua, melaksanakan puasa, menunaikan ibadah haji.

Begitu pula dengan mengeluarkan sebagian harta kita berupa zakat, infak dan sedekah juga ingin menjadi hamba yang mulia di sisi Allah swt.

Sebagaimana kita ketahui bahwa menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur, bertambah atau suci.

Sedangkan menurut istilah, zakat adalah menyisihkan harta yang dimiliki yang sudah mencapai ketentuan dan bersifat wajib. Dalam Alquran disebutkan:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا [التوبة: 103]

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (Attaubah 9:103)

الرَّاكِعِينَ مَعَ وَارْكَعُوا الزَّكَاةَ وَآتُوا الصَّلَاةَ أَقِيمُو

“Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat, dan rukuklah bersama orang yang rukuk”(al-Baqarah : 43 )

Sedangkan infak dan sedekah memiliki makna yang sama meski pun sedikit berbeda dalam etimologi.

Infak adalah pemberian yang bersifat khusus dalam bentuk uang atau harta benda lainnya. Sehingga zakat disebut juga infak yang bersifat wajib.
Sedangkan sedekah adalah pemberian yang bersifat umum, misalnya senyum dan berkata baik adalah sedekah.

Namun keduanya secara terminologi adalah menyisihkan harta atau apa saja yang dimiliki untuk dibelanjakan di jalan Allah dengan tujuan menegakkan agama Allah swt secara ikhlas mengharap rida Allah swt.

Dalam Alquran dikemukakan istilah infak dan sedekah. “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. Al-Baqarah[2]:276).

Kemudian dalam surah yang sama, Allah swt menjelaskan bahwa:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ} البقرة: 267

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah-infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. (Al Baqoroh 2:267)

Memberikan sesuatu yang kita cintai kepada orang yang membutuhkan tentu memiliki keutamaan di hadapan Allah swt.

Bahkan untuk mencapai derajat mulia, terkadang seorang manusia harus rela berkorban terhadap sesuatu yang dicintainya.

Kaum muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita segera menjemput kemuliaan melalui harta kita dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah.

Berikut beberapa kemuliaan yang Allah swt limpahkan kepada kaum muslimin dan muslimat yang mau berjihad dengan hartanya:

Pertama, infak dan sedekah adalah perniagaan akhirat. Maknanya adalah infak dan sedekah di jalan Allah dengan harta kita yang didasari iman kepada Allah swt dan rasul-Nya, maka Allah swt menjamin kebahagiaan hidupnya di akhirat yaitu terhindar dari azab yang pedih.

Sebagaimana Allah berfirman ( QS As Shof:10 ):

“Wahai orang yang beriman, maukah aku tunjukkan kepada kamu sekalian perniagaan yang dapat menghindarkan dari azab yang pedih, yaitu beriman kepada Allah swt dan rasul dan berjihad di jalan Allah swt dengan harta dan diri kalian, yang demikian lebih baik bagi kalian apabila kalian mengetahui.”

Dalam tafsir Ibnu Katsir, menjelaskan, inilah ‘perniagaan’ yang paling agung, karena menghasilkan keuntungan yang paling besar dan kekal abadi selamanya.

Inilah ‘perniagaan’ yang dengannya akan diraih semua harapan kebaikan dan terhindar dari semua keburukan yang ditakutkan.

Inilah perniagaan yang jelas lebih mulia dan lebih besar keuntungannya daripada perdagangan duniawi yang dikejar oleh mayoritas manusia. (Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir, 4/463).

Kedua, infak dan sedekah dapat mengangkat derajat dan kedudukan. Allah swt akan meninggikan kedudukan dan mengangkat derajat bagi orang yang beriman yang mau jihad dengan hartanya.

Hal ini terdapat dalam Alquran:

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya.

Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat.

Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar ( QS An Nisa’: 95).

Ketiga, infak dan sedekah tidak akan mengurangi harta. Banyak manusia merasa takut miskin, takut harta berkurang karena infak dan sedekah.

Padahal sesungguhnya infaq dan sedekah itu tampak harta kita berkurang namun sesungguhnya harta kita akan semakin berkah. Dengan keberkahan maka harta kita akan terasa cukup dan bahkan lebih.

Rasulullah bersabda:

“Wahai orang-orang miskin, maukah kuberikan kabar gembira kepada kalian? Sungguh, orang-orang beriman yang fakir kelak akan masuk surga terlebih dahulu setengah hari yang setara 500 tahun lamanya daripada orang kaya,” (HR Ibnu Majah dan At-Tirmidzi dengan lafal “al-muslimin”).

Keempat, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan mengalir sepanjang masa. Bagi kaum muslimin dan muslimat yang mau bersedekah, Allah menjaminnya dengan pahala kebaikan sampai 700 kali lipat.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 261:

“Bahkan bagi siapa yang meminjamkan kepada Allah swt dengan pinjaman ( sedekah ) yang baik maka allah akan memberikan balasan pahala kebaikan yang berlipat ganda.”

Allah berfirman:

“Barang siapa yang mau meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allahakan melipat gandakan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak ( QS Al Hadid : 11 ).

Dalam hadis Nabi dikatakan:

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: apabila manusia meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu 1) shodaqoh jariyah, 2) ilmu yang bermanfaat, 3) anak yang sholeh dan mendo’akan orang tuanya.”

Berdasarkan ayat dan hadis tersebut di atas, bagi siapa saja kaum muslimin dan muslimat yang bersedekah dengan harta dan jiwanya, maka Allah swt akan menyediakan baginya pahala kebaikan yang berlipat-lipat dan terus mengalir sampai nilai kebaikannya itu musnah di muka bumi ini.

Kelima, Sempurnanya Iman dan Islam. Islam sebagaimana kita ketahui adalah agama yang paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk hubungan antara manusia dengan manusia.

Islam mengajarkan saling menasihati, saling menolong atau pun saling membantu. Islam tidak cukup dengan hanya melaksanakan salat, puasa, dan haji saja. Agar iman dan Islam kita sempurna maka wajib bagi kita untuk berinfaq dan besedekah.

Hal ini Allah berfirman:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan (sebagian harta) yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imron: 92)

Dari Abu Hurairah RA ia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik budi pekertinya.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, dan Darimi).

Oleh karena itu, biasakan diri kita untuk bersedekah setiap hari, memberikan kebahagiaan meski hanya dengan senyuman dan berwajah ceria. Semoga Allah mengampuni segala dosa kita, menerima amal salih kita dan meneguhkan kedudukan kita di dunia dan diakhirat, aamiiin. (*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini