Dzulhijjah dan Peristiwa Wafatnya Sang Amirul Mukminin
UM Surabaya

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari “arbaatun hurum”, yaitu empat bulan yang di muliakan oleh Allah SWT yang 3 berurutan dan yang 1 terpisah (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom dan yang terpisah Rajab).

Ada beberapa peristiwa yang sarat hikmah di bulan Dzulhijjah ini, di antaranya adalah:

1. Pelaksanaan ibadah haji mulai tanggal 8-13 Dzulhijjah, di mana para tamu Allah dari segala penjuru dunia memenuhi panggilan-Nya.

2. Hari Raya Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban yang menapaktilasi ibadah Nabi Ibrahim AS, di mana pada hakikatnya Allah tidak tidak menyuruh Ibrahim menyembelih Ismail, tapi menyuruh menyembelih sesuatu yang dicintainya.

Bisa jadi Ismail kita saat ini adalah harta kita, keluarga kita, waktu kita bahkan hobi kesenangan kita yang semoga kita bisa “menyembelihnya” untuk di tasyarruf-kan di jalan Allah SWT.

3. Peristiwa lain yaitu wafatnya salah satu khalifah yang bergelar “Amirul Mukminin” Umar bin Khattab radliyallahu anhu, sosok yang kuat, tegas dan pemberani setelah melaksanakan ibadah haji bersama Aisyah dan sahabat yang lain.

Di pagi subuh yang buta tepatnya pada 26 Dzulhijjah di tahun 23 H/644 M, Abu Lu’lu’ah menyelinap di antara jamaah dan menikam Umar di rakaat pertama saat mengimami salat subuh.

Mengutip dari buku Teori dan Implementasi Kepemimpinan Strategis yang ditulis oleh Tri Cicik Wijayanti, Abu Lu’lu’ah berasal dari Persia beragama majusi dan merupakan budak dari keluarga Mughiroh dan bisa tinggal di Madinah karena jaminan tawanan setelah Persia ditaklukkan kaum muslimin.

Ini karena Abu Lu’lu’ah mempunyai keahlian membuat senjata, tukang kayu, dan pembuat adonan tepung yang andal.

Umar dibunuh oleh Abu Lu’lu’ah dengan belati bermata dua yang sudah dilumuri dengan racun mematikan, ada tiga tusukan dan yang paling mematikan mengenai lambung sebelah kanan beliau.

Maka Umar pun roboh kemudian dibawa ke rumahnya tak sadarkan diri. Dalam peristiwa subuh itu ada 13 orang terluka dan 7 orang wafat termasuk Umar.

Abu Lu’lu’ah terkepung oleh sahabat yang lain merasa terdesak dan tidak ada jalan keluar akhirnya bunuh diri.

Dalam pembaringan Umar dibangunkan para sahabat untuk menyelesaikan salat subuh dan Umar pun terbangun untuk salat.

Lalu dia bertanya siapa yang membunuhku? Yang membunuhmu adalah Abu Lu’lu’ah. “Ooh budak mughiroh itu, ya,” jawab Umar, sambil menahan sakitnya.

Umar kemudian berpesan dua hal kepada para sahabatnya:

1. Agar segera menunjuk khalifah yang baru sebagai penggantinya

2. Meminta tolong kepada Abdullah bin Umar untuk menghadap Aisyah memintakan izin supaya Umar bisa di makamkan di samping Rasulullah saw.

Akhirnya khalifah pemberani yang memimpin sekitar 10 tahun dan mendapat gelar sang Amirul Mukminin itu pun wafat di usia 63 tahun, dan kembali ke Sang Pencipta, Allah SWT. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini