Beban kesuksesan dakwah Muhammadiyah di abad kedua berada di pundak Majelis Pustaka dan Informasi (MPI). Ini karena dakwah digital Muhammadiyah masih belum optimal dikerjakan.
Kendati, kiprah seabad Muhammadiyah sebagai organisasi agama paling sukses di dunia telah mendapat pengakuan dari beberapa ilmuwan internasional.
Hal ini dapat diukur dari kurangnya pengenalan publik, terutama kelompok usia muda (milenial) terhadap isu-isu Muktamar hingga tema-tema khusus Muhammadiyah seperti Islam Berkemajuan.
Dibanding dengan gagasan keagamaan dari kelompok Islam lainnya, gaung dakwah digital Muhammadiyah masih dianggap kecil. Padahal, dakwah digital merupakan amanat Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar.
Terus terang saja, masa depan kita itu bukan fisik, tapi digital. MPI ini adalah salah satu Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) yang tugasnya mengantarkan ke gerbang modernisasi Muhammadiyah ke depan.
Kalau kita tidak maksimal, ya usahanya seperti sekarang. Padahal kita ingin Islam Berkemajuan menjadi sesuatu yang semacam common issue (isu bersama) di masyarakat.
MPI diminta untuk mengakselerasi dakwah digital agar tema-tema dakwah Persyarikatan dikenal publik, apalagi yang berkaitan dengan dakwah komunitas.
MPI juga diharapkan bisa menghasilkan program kerja ke depan yang lebih progresif.
Harus responsif pada perubahan-perubahan yang terjadi.
Kalau dulu perubahan itu 100 tahun sekali, sekarang bisa 10 tahun sekali atau bahkan 5 tahun sekali. Berubah terus.
Jadi kalau kita mabni ‘ala sukun (pasif), tidak pernah merespons perubahan-perubahan itu, kita akan seperti merek-merek hebat yang gulung tikar karena tidak mau berubah.
Dan Muhammadiyah pun yang di tangan MPI kuncinya, kalau tidak mau berubah ya kita tidak bisa bermain di abad kedua Muhammadiyah.
Selain itu, MPI diminta memiliki strategi yang lebih unggul dalam mempromosikan gagasan Persyarikatan Muhammadiyah. Kader-kader Muhammadiyah juga diminta percaya diri membawa isu Muhammadiyah di ranah publik.
Publikasi kita masih sangat terbatas. Terus terang saja, kita ini low profil, bukan lagi tawadu. Padahal kalau perlu kita ini selain isyahadu bianna muslimin, kita juga isyahdu bianna Muhammadiyin (menampilkan diri sebagai orang Muhammadiyah).
Sebagai bekal untuk akselerasi itu, MPI diminta bersama Majelis Tablig melakukan penguatan ideologi Muhammadiyah beserta produk Muktamar.
Bersama Majelis Tabligh, MPI diharapkan mampu meluaskan dakwah Muhammadiyah ke kelompok masyarakat menengah ke bawah yang selama ini minim terjangkau oleh Muhammadiyah.
Oleh karena itu, nasihat saya kuasailah ideologi Muhammadiyah. Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan.
Juga Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan Risalah Islam Berkemajuan. Kuasai dari mulai karakteristiknya hingga manhaj-nya. (*/tim)
(Disampaikan PP Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad dalam pembukaan Rakernas Majelis Pustaka dan Informasi di Universitas Ahmad Dahlan, 14 Juli 2023)