Dorong Tiap Daerah Bangun Rumah Sakit dan Amal Usaha Muhammadiyah
Abdul Mu'ti. foto: muhammadiyah.or.id

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti memotivasi sekaligus memprovokasi Persyarikatan Muhammadiyah Depok untuk memiliki rumah sakit dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya.

Motivasi dan provokasi itu disampaikan Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini dalam Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah–Aisyiyah (PDM/A) Depok, Sabtu (22/7/2023).

Salah satu cara Mu’ti memprovokasi adalah dengan mencontohkan perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

Di Kabupaten Sorong, Muhammadiyah saat ini sudah memiliki Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong.

Dari universitas ini kemudian mengajukan rencana pendirian rumah sakit Muhammadiyah di Sorong. Selain itu, eksistensi UNIMUDA juga diakui sebagai pemersatu umat beragama.

Contoh lain yang disampaikan Abdul Mu’ti adalah perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Kendal dan Kudus.

Di Kendal, Persyarikatan Muhammadiyah saat ini sudah memiliki lima rumah sakit yang manajemennya sehat-sehat.

Bahkan di Kudus, Aisyiyah memiliki dua rumah sakit, salah satu gedungnya menjadi yang tertinggi di Kudus.

“Sehingga kalau kita mengikuti lirik lagu Laskar Pelangi itu kan bait pertamanya kan ‘mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia’. Karena itu bermimpilah punya rumah sakit,” katanya.

Berbagai gerakan berkemajuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah, imbuh Mu’ti, dilandasi oleh tauhid murni.

Dalam pandangan Muhammadiyah, tauhid murni merupakan tauhid yang menggerakkan Muhammadiyah, membangun optimisme dan mencapai cita-cita mulia.

Mu’ti juga berpesan supaya melakukan tajdid. Tajdid merupakan identitas gerakan Muhammadiyah.

Oleh karena itu, identitas ini harus membumi. Identitas ini menjadikan Muhammadiyah tidak boleh puas dengan berbagai capaian yang ditorehkan saat ini.

“Muhammadiyah tidak boleh puas dengan hanya capaian-capaian kuantitatif dari amal yang sudah kita miliki. Sebab kalau kita hanya menyebut berapa jumlah sekolah itu mungkin banyak pihak yang tercengang dengan capaian-capaian. Tapi kemudian kalau kita sudah melihat ke dalam belum tentu dan belum seluruh sekolah kita ini adalah sekolah yang unggul,” beber dia.

Dalam pandangan Mu’ti, tajdid di Muhammadiyah setidaknya dilakukan pada tiga bidang.

Pertama, pembaruan dalam pemikiran, sebab Muhammadiyah sebagai gerakan yang dibangun di atas konstruksi ilmu. Oleh karena itu slogannya adalah ilmu yang amaliyah dan amal yang ilmiah.

Kedua, tajdid di bidang keagamaan. Agama sudah final dan kamil, yang diperbarui adalah amalannya yang terus ditingkatkan.

Ketiga adalah tajdid di bidang gerakan, tidak boleh gerakan Muhammadiyah sebatas menjadi rutinitas. Melainkan harus menjadi gerakan yang menghasilkan capaian-capaian berkemajuan. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini