Puasa Asyura merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram.
Namun, kontroversi muncul ketika pada tahun 1445 Hijriah, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari Jumat, yakni pada 28 Juli 2023, berdasarkan perhitungan Hisab Hakiki Wujudul Hilal.
Hadis Nabi Saw mengenai larangan berpuasa pada hari Jumat menjadi perbincangan dan memunculkan pertanyaan apakah umat Islam boleh tetap melaksanakan Puasa Asyura.
Hadis ini berbunyi: Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jumat kecuali jika ia berpuasa pula pada hari sebelum atau sesudahnya.” (HR. Bukhari no. 1849 dan Muslim no. 1929).
Pembacaan hadis di atas mesti menggunakan metode istiqra ma’nawi. Metode istiqra’ ini dikembangkan oleh ulama Maliki yaitu Imam al-Syatibi dalam kitab Al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari’ah.
Baca juga: Puasa Tasua dan Asyura Jatuh pada 27-28 Juli 2023, Berikut Keutamaannya
Secara singkat metode ini berarti memanfaatkan kolektivitas dalil secara menyeluruh, dan bukan sekedar ‘mengutip’ satu dalil tertentu. Karenanya, dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Janganlah khususkan malam Jumat dengan salat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya.
Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu.” (HR. Muslim no. 1144).
Berdasarkan metode istiqra ma’nawi, apa yang dilarang oleh Nabi Saw ialah mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa tanpa alasan yang jelas.
Oleh karena itu, jika Puasa Asyura secara kebetulan bertepatan dengan hari Jumat, maka umat Islam tetap bisa menunaikan ibadah puasa sunah ini.
Baca juga: Seputar Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura
Sebelum puasa Asyura, Nabi menganjurkan agar umat Islam menunaikan puasa Tasua pada 9 Muharram atau Kamis, 27 Juli 2023.
Hal ini berdasarkan hadis: Abdullah bin Abbas Ra berkata saat Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.
Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.”
Maka Rasulullah Saw bersabda: “Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).” Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah Saw wafat (HR. Muslim). (*/tim)
Sumber: muhammadiyah.or.id
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News