Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap Hizbul Wathan menjadi bagian dari agenda strategis memajukan organisasi sekaligus Persyarikatan Muhammadiyah.
Hal itu disampaikan Haedar Nashir saat membuka Muktamar ke-IV Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/7/2023).
Kegiatan bertajuk “Menggerakkan Sumberdaya, Membangun Kader Ulama” itu akan berlangsung sampai Sabtu (29/7/2023)
“Jadikan muktamar bukan hanya kegiatan ritual dan formal semata, tapi harus membawa kemajuan organisasi Hizbul Wathan sebagai gerakan kepanduan yang lahir pada 1918, yang tokohnya antara lain Jenderal Soedirman,” ujar ujar Haedar Nashir.
Untuk itu, sambung dia, maka harus betul-betul menjadi inspirasi bagi gerakan kepanduan ini untuk maju lebih dinamis dan progresif.
“Jangan sampai dari muktamar ke muktamar berjalannya organisasi mengalami stagnan atau involusi. Di situlah pentingnya muktamar sebagai ajang bagi muhasabah,” cetus Haedar.
Dengan status organisasi otonom di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, Haedar meminta HW untuk membawa misi Islam Berkemajuan sekaligus menginternalisasi Risalah Islam Berkemajuan dalam jiwa, alam pikiran, orientasi dan tindakan pribadi maupun kolektif para kader dan pimpinan HW.
“Agar Hizbul Wathan sejalan dan seirama dengan Muhammadiyah, yakni menampilkan Islam Berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan,” kata Haedar.
Sebagai organisasi kepanduan tertua di Indonesia (lahir pada 1918), HW juga diminta Haedar memiliki terobosan yang membuat dirinya unggul dibanding dengan organisasi semisal di Tanah Air, terutama dalam peran kebangsaan yang inklusif.
“Yakni, bagaimana hadir berperan dalam kehidupan kebangsaan di berbagai aspek yang bersifat proaktif yang menunjukkan bahwa kader Muhammadiyah, kader Hizbul Wathan adalah kader bangsa yang membawa pada kemajuan bangsa sebagaimana misi Islam, menebar rahmat bagi semesta alam,” pesan Haedar.
Untuk ke arah tersebut, muktamar diharapkan menghasilkan keputusan terbaik yang prioritas dan tidak utopis sehingga mampu membumi dalam ranah internal di Persyarikatan maupun di ranah eksternal.
Tak lupa, dia juga meminta agar regenerasi kepemimpinan diperhatikan oleh Hizbul Wathan. Jadikan muktamar sebagai agenda strategis untuk menyusun kepemimpinan yang lebih baik di masa yang akan datang.
“Kepemimpinan yang dinamis, membawa kemajuan, perubahan dan mewujudkan langkah-langkah, kegiatan-kegiatan nyata yang memajukan Hizbul Wathan sebagai gerakan kepanduan Muhammadiyah,” kata Haedar.
“Jangan sampai kepemimpinan pun berjalan apa adanya, rutin, apalagi mengalami stagnasi. Lakukan regenerasi dalam kepemimpinan karena itu menentukan maju mundurnya organisasi. Kepemimpinan harus merupakan perpaduan antara yang berpengalaman dengan regenerasi dari kaum muda,” imbuh dia.
Dia berharap muktamar tetap mengikat persaudaraan di tubuh Hizbul Wathan dan semua yang terpilih maupun peserta bertanggung jawab pada keputusan muktamar.
“Sehingga muktamar menjadi ajang yang membawa kemajuan Hizbul Wathan. Selamat bermuktamar, semoga Allah Swt merahmati dan melimpahkan berkah-Nya,” tutup Haedar. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News