Persyarikatan Muhammadiyah menjadi organisasi Islam terbesar dengan ribuan amal usaha, baik di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Tentang kebesaran tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan bahwa kuncinya adalah keikhlasan.
Menurut Haedar, membesarkan Muhammadiyah termasuk amal usahanya selain dengan kerja keras juga dengan ikhlas.
Demikian disampaikan Haedar Nashir pada Selasa (22/8) dalam agenda peresmian dan Ideopolitor yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Tengah (Sulteng) di Universitas Muhammadiyah (UM) Palu.
Guru Besar Sosiologi ini mengungkapkan, kebiasaan warga Muhammadiyah yang sering dijumpai di banyak tempat adalah tidak takut atau nekat mengeluarkan modal sendiri, dan kerap kali tidak hitung-hitungan dalam membesarkan Muhammadiyah.
Kunci Pertama: Ikhlas
Keikhlasan yang dimiliki oleh warga Muhammadiyah ini, lanjutnya, menjadi kunci dari kebesaran yang berhasil dicapai oleh Muhammadiyah sampai sejauh ini.
Mengutip pesan KH. Ahmad Dahlan, Haedar mengatakan semua yang dilakukan manusia akan menjadi sia-sia jika tidak dilandasi keikhlasan.
“Semua manusia akan mati termasuk mati kesadaran, kecuali mereka yang berilmu – memiliki ilmu, mereka yang berilmu banyak cemas dengan ilmunya kecuali mereka yang beramal, dan mereka yang beramal pun penuh kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas,” kata Haedar mengutip pesan Kiai Dahlan.
Oleh karena itu, orang Muhammadiyah kalau beramal itu tidak tergantung atau terpengaruh dengan bisikan kanan-kirinya. Meskipun difitnah, dicaci, dicecar dan seterusnya dia akan tetap kokoh untuk melanjutkan amal salehnya.
“Ini spiritnya Kiai Dahlan, maka kan Kiai Dahlan dulu sampai disebut kafir, Kiai Dahlan dihujat, dan macam-macam, dan ikhlas itu membuat tuma’ninah yang di mana hati kita tenteram. Di saat kita susah menghadapi gelombang, di saat kesulitan melanda, harus tetap optimis,” ujar Haedar.
Maka, Haedar berharap kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk terus merawat ikhlas, menubuhkembangkannya dalam jiwa secara terus menerus. Sebab ikhlas bukan dengan kata-kata, melainkan dengan berbuat.
Kedua: Iman dan Amal
Kunci yang kedua dalam membesarkan Muhammadiyah adalah dengan memadukan iman dan amal salih, serta amal dan jihad, bahkan antara jihad dan sabar. Kunci kedua ini spesifik merujuk kepada surat An Nahl ayat 97.
“Kalau kita ingin hidup yang baik apalagi masuk surga, harus ada wasilahnya, harus ada jalannya, harus ada instrumennya, yaitu beriman dan beramal sholeh. Kalau beriman itu, harus taat urusan kita dengan Allah dan segala dimensinya, tapi iman itu harus terpancar dalam jiwa kita, pikiran kita, dan tindakan kita,” ungkap Haedar.
Iman dan amal saleh warga Muhammadiyah harus dinamis, membuahkan manfaat lebih banyak kepada alam sekitar. Dalam pengelolaan AUM juga harus dilakukan dengan penuh semangat dan profesionalitas, demi tercapainya kemajuan dan kemanfaatan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News