Memburu Sinar Matahari untuk Tekan Polusi, Simak Penelitian Dosen UMS
Tri Widodo Besar Riyadi. foto: ums

Permintaan dan konsumsi bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara untuk menghasilkan energi listrik di sektor industri global terus meningkat.
Pesatnya penggunaan listrik beberapa bulan terakhir mengakibatkan harga komoditas energi kembali melonjak.

Selain harga komoditas energi yang tak kunjung melandai, ancaman pemanasan global pun semakin parah.

Untuk itu, diperlukan solusi alternatif berupa sumber energi terbarukan yang potensial (air, matahari, geothermal, dan biomassa).

Menyikapi persoalan serius tersebut, Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Tri Widodo Besar Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D. baru-baru ini melakukan penelitian dengan judul “Performance of a photovoltaic-thermoelectric generator panel in combination with various solar tracking systems”.

Penelitian yang berhasil masuk dalam jurnal Applied Thermal Engineering yang terindeks Scopus Q1 ini membahas tentang efisiensi energi yang dihasilkan dari kombinasi 3 sistem yaitu panel surya, generator termoelektrik, dan pelacak surya.

Energi Alternatif

Tri Widodo menjelaskan perlu adanya transformasi industri energi untuk mengelola ketahanan energi negara dan mengurangi emisi karbon dari penggunaan bahan bakar fosil. Ia menyarankan penggunaan energi terbarukan secara menyeluruh, khususnya energi surya.

“Dengan memanfaatkan panel surya yang mengandalkan energi matahari, itu artinya kita sedang beralih ke energi yang lebih bersih. Selain tidak mengancam persediaan sumber daya alam yang terbatas, polusi yang dihasilkan juga jauh lebih sedikit,” ungkapnya, Senin (11/9/2023).

Dalam upaya menciptakan teknologi yang ramah lingkungan, panel surya dipandang sebagai pembangkit energi yang bebas polusi udara, sehingga tidak mengganggu kualitas udara.

Fotovoltaik (kemampuan menghasilkan arus atau tegangan listrik ketika terpapar sinar matahari) menjadi solusi alternatif yang menarik untuk pemanfaatan energi surya di antara banyak teknologi energi surya lainnya, dan teknologi ini telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir,” jelas dia.

Sekilas Penelitian dan Dampak

Tri Widodo mengungkapkan dirinya dan rekan-rekan mahasiswa tidak menemukan adanya penelitian yang menggabungkan teknologi panel surya, generator termoelektrik dan pelacak surya pada penelitian-penelitian sebelumnya.

“Meskipun penelitian kami sederhana, ada kebaruan yang kita bawa sehingga penelitian ini diterima di jurnal internasional bereputasi. Keunggulannya, kita bisa mengetahui kontribusi dari peningkatan efisiensi fotovoltaik atau solar cell dengan cara mengonversi panas yang terbuang menjadi tambahan energi lagi. Tetapi, persentase keberhasilannya masih sedikit karena power generator tersebut masih berupa pilot project,” paparnya.

Ia juga berpendapat apabila teknologi ini diproduksi secara masif maka semakin diperhitungkan lagi dampaknya. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk industri energi terbarukan.

“Penelitian kami tentu akan menjadi referensi yang sangat membantu, karena di sini kami menggunakan solar tracker (perangkat untuk mengikuti gerak sinar matahari) yang memang terbukti dapat meningkatkan efisiensi, meskipun membutuhkan modal yang cukup besar,” sambung Dosen Teknik Mesin UMS itu.

“Sudah ada rencana dengan topik yang masih sama, yakni fotovoltaik karena ini akan terus berlanjut. Intinya kami ingin meningkatkan efisiensi energi sehingga manusia akan semakin terbantu sekaligus dapat mengurangi kriteria polutan udara,” imbuh Tri Widodo.

Hal ini dikarenakan setiap dosen UMS telah memiliki roadmap, dan jika satu penelitian telah selesai dilakukan maka sudah ada plan terkait penelitian berikutnya.

Dosen Teknik Mesin yang karib disapa Pak Besar itu juga berharap kepada para dosen di UMS untuk mengajar berdasarkan bahan penelitian yang telah mereka buat dan kaji.

“Kita perlu tunjukkan rasa syukur kita melalui banyak jalan, salah satunya berkontribusi di dunia pendidikan sesuai dengan ilmu yang kita miliki. Khususnya dalam bidang penelitian, dosen perlu punya roadmap yang up to date mengikuti perkembangan teknologi yang sekiranya memang bermanfaat untuk masyarakat,” tandasnya.(*/ded)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini