Lima orang perwakilan Jawa Timur bertolak ke Surakarta, Jumat (22/9/2023. Mereka akan mengikuti Rapat Kerja Nasional I Majelis Tabligh Pimpinan (PP) Pusat Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat–Ahad (22-24/9/2023).
Kelima orang tersebut Dr Muhammad Sholihin, M.PSDM (Wakil Ketua PWM Jawa Timur Bidang Tabligh dan Dakwah Komunitas) dan empat pengutus Majelis Tabligh Jawa Timur, yakni Abdul Basit Lc, M.Pd.I (Ketua), Munahar, S.HI., M.Pd (Sekretaris), Afifun Nidlom, S.Ag., M.Pd., M.H. (Wakil Sekretaris), dan Agus Wahyudi, S.Pd. (Anggota)
Rakernas tahun ini mengintroduksi tagline “Tabligh untuk Kemuliaan Manusia (Tabligh for Human Dignity)”.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Sholihin Fanani menilai Rakernas I Majelis Tabligh memiliki makna yang sangat strategis.
“Rakernas pertama ini sangat penting untuk menggodok agenda-agenda majelis tabligh di seluruh Indonesia,” katanya, Jumat (22/9/2023).
Dia lalu menjelaskan, ada enam agenda penting yang menjadi catatannya. digelarnya pertama, ini untuk sinergitas antar mejelis dan lembaga di lingkungan Muhammadiyah.
Di mana Muhammadiyah sangat membutuhkan optimalisasi peran dan program utamanya tahun-tahun awal periode. “Karena sistem organisasi di Muhammadiyah adalah kolektif kolegial,” sebut Sholihin.
Kedua, rakernas sangat penting untuk membangun kolaborasi dan sinergi dengan instansi pemerintah dan instansi swasta lainnya dalam pengembangan dakwah Muhammadiyah.
Menurut Sholihin, dakwah Muhammadiyah harus merambah ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga mubalig-mubalig Muhammadiyah tidak berkesan kuper alias kurang pergaulan.
“Dakwah Muhammadiyah harus berani ekspansi ke luar dan mampu berkolaborasi dengan berbagai macam instansi,” papar ulama humoris itu.
Ketiga, masih kata Sholihin, Majelis Tabligh Muhammadiyah harus bisa diterima di berbagai instansi dan mampu menjangkau lapisan masyarakat menengah ke atas.
Keempat, meningkatkan dakwah digital. Kata Sholihin, masyarakat sekarang lebih banyak mendapatkan informasi keagamaan lewat platform media sosial (medsos).
“Kebutuhan itu harus dijawab oleh Muhammadiyah. Kita harus melakukan optimalisasi dakwah digital ini agar jangkauan pesan-pesan keagamaan bisa dinikmati khalayak secara luas,” papar dia.
Kelima, Muhammadiyah perlu memperkuat untuk kalangan milenial dan Gen Z harus dijangkau oleh Muhammadiyah.
Ditegaskan, Gen Z punya pemahaman dan cara belajar yang berbada dengan kalangan lain. Makanya, Muhammadiyah harus memahami karakter mereka.
“Bagaimana upaya merangkul mereka. Menjadikan mereka sebagai subjek. Semisal menunjuk anak-anak milineal sebagai duta tabligh,” tandasnya.
Yang keenam adalah dakwah global. Menurut Sholihin, dunia sekarang sangat sempit.
“Kita ingin mengenalkan Islam ke seluruh belahan dunia. Hari ini tidak tidak alasan kesulitan dengan kemajuan teknologi. Apalagi Islam sebagai rahmatan lil alamin. Rakernas harus bisa memformulasikan masalah itu,” pungkasnya. (ded)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News