Allah Subhanahu WaTa’ala berfirman:
وَاذْكُرُوْۤا اِذْ جَعَلَـكُمْ خُلَفَآءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَـتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَـنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًاۚ فَاذْكُرُوْۤا اٰلَۤاءَاللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ
“Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad dan menempatkan kamu di bumi.
Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.” (QS. Al-A’raf 7: 74)
Kaum `Ad (Arab:عاد ʿĀd) adalah sebuah suku bangsa kuno yang tinggal di daerah Al-Ahqaf di sebelah utara Hadramaut, antara Yaman dan Oman.
Mereka hidup pasca banjir besar pada masa Nabi Nuh. Kehidupan mereka dikisahkan dalam beberapa ayat Alquran.
Firman Allah SWT :
وَمَاۤاَسْـئَـلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّاعَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَتَبْنُوْنَ بِكُلِّ رِيْعٍ اٰيَةًتَعْبَثُوْنَ وَتَتَّخِذُوْنَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُوْنَ وَاِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِيْنَ
“Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal ?”
“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis.” (QS. Asy-Syu’ara’ 26 :127-130)
Kaum Ad dikenal sebagai bangsa yang cerdas dan memiliki teknologi untuk membangun kota modern pada zamannya dengan gedung-gedung bertingkat.
Keandalan dan kehebatan mereka menjadikan mereka sombong, berlaku bengis, kejam dan zalim terhadap orang-orang yang lemah.
Mereka merupakan kaum Nabi Hud AS, sedangkan Nabi Hud hidup sekitar 2320-2450 sebelum Masehi.
Di masa Abdullah bin Ribah bin Syam bin Nuh keandalan dan kehebatan mereka mencapai kejayaannya. Beliau merupakan salah satu keturunan suku ‘Aad. Letak geografis suku Ad berada di utara Hadramaut antara Yaman dan Oman.
Suku Ad merupakan suku tertua sesudah Nabi Nuh. Suku Ad ini tidak mengenal Allah SWT Pencipta alam semesta.
Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar dan disembah sebagai Tuhan mereka.
Menurut kepercayaan patung tersebut dapat memberikan kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah.
Allah SWT berfirman:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ اِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ الَّتِيْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى الْبِلَادِ
“Tidakkah engkau (Muhammad) memerhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) Ad?, (yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum `Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS Al-Fajr 89 : 6-8)
Kemudian Negeri Ad tersebut Allah jatuhkan azab, Allah SWT berfirman:
فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ
“Karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka,” (QS. Al-Fajr 89: 13)
Kaum Ad yang sangat ingkar kepada Allah ini, dijuluki sebagai generasi pertama yang menyembah berhala setelah banjir besar.
Kaum Ad berwatak kasar, ingkar, semena-mena dan melampaui batas, mereka menyembah berhala serta tak mempercayai akan adanya azab dari Allah. Maka Allah pun menimpakan azab yang sangat pedih.
Allah SWT berfirman:
فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَمَا كَانُوْا مُؤْمِنِيْنَ
“Maka Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami musnahkan sampai ke akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka bukanlah orang-orang beriman.” (QS. Al-A’raf 7: 72)
Allah mencabut kenikmatan yang telah mereka rasakan dengan kemarau yang panjang, tentu mereka sangat kesulitan, karena air merupakan sumber kehidupan, lalu Allah pun mendatangkan azab-Nya untuk meluluh lantakan kaum Ad.
Pada saat itu Allah SWT mendatangkan azab-Nya untuk meluluh lantakan kaum Ad.
Firman Allah SWT:
فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْۙ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَاۗ بَلْ هُوَ مَااسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖۚ رِيْحٌ فِيْهَاعَذَابٌ اَلِيْمٌ
تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍۭ بِاَمْرِ رَبِّهَا فَاَصْبَحُوْا لَايُرٰٓى اِلَّا مَسٰكِنُهُمْۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ
“Maka ketika mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.
(Bukan!) Tetapi itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, sehingga mereka (kaum Ad) menjadi tidak tampak lagi (di bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS Al-Ahqaf 46: 24-25)
Bukti-bukti reruntuhan peradaban bangsa Ad ditemukan para peneliti Barat pada tahun 1990-an di sebuah wilayah yang dikenal ‘Ubar, di wilayah Yaman.
Dr Zarins, seorang anggota tim penelitian yang memimpin penggalian mengatakan karena menara-menara itu disebut sebagai bentuk khas Kota Ubar, dan karena Iram disebut mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka itulah bukti terkuat sejauh ini, bahwa situs yang mereka gali adalah Iram, kota kaum ‘Ad.
Syiroh ini mengingatkan kita sehebat dan secerdas apa pun manusia, bila bermaksiat melampaui batas, Allah kirimkan utusannya untuk menyampaikan risalah Allah SWT sebelum azab diturunkan-Nya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News