Dua Cara Menyantuni Anak Yatim
foto: give.do
UM Surabaya

*) Oleh: Karim Muhammad
Siswa Kelas XI Broadcasting SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyrial Muslimin Rahimakumullah

Dalam kesempatan yang mulia ini, mari kita sama sama memanjat syukur kepada Allah SwT. Di mana atas limpahan nikmat yang diberikan-Nya, utamanya nikmat sehat, kita bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa adanya kekurangan suatu apapun.

Kita juga masih dipertemukan kembali di hari Jumat ini, di masjid mulia untuk menunaikan seruan Allah, yakni salat Jumat.

Selawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Muhammad Saw beserta para keluarganya dan para sahabatnya.

Seorang nabi dan rasul yang memiliki akhlak mulia. Yang dikemudian hari dijadikan sebagai suri teladan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ma’asyrial Muslimin Rahimakumullah

Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa berbuat baik (ihsan) kepada sesama makhluk.

Dalam konteks kemanusiaan semesta, sudah menjadi keniscayaan yang harus ditunaikan. Salah satunya adalah dengan berbuat baik kepada anak yatim.

Kata anak yatim memiliki arti sebagai anak yang ditinggal mati ayahnya untuk selamanya ketika belum menginjak usia akil baligh.

Jika yang mati ibunya, maka menjadi piatu, sehingga kalau digabungkan menjadi yatim piatu. Yakni anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunya.

Tentu sangat berat menerima kenyataan demikian. Betapa sedih dan gundahnya nurani tatkala orang terkasih yang selalu menemani sejak kecil, pergi untuk selamanya.

Pergi tanpa berpamitan dan menunjukkan eksistensi. Semua telah jadi skenario Allah SWT yang harus diterima dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

وَابۡتَلُوا الۡيَتٰمٰى حَتّٰىۤ اِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ‌ۚ فَاِنۡ اٰنَسۡتُمۡ مِّنۡهُمۡ رُشۡدًا فَادۡفَعُوۡۤا اِلَيۡهِمۡ اَمۡوَالَهُمۡ‌ۚ

“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.” (QS an-Nisa [4]: 6).

Oleh karenanya, keberadaan anak-anak yatim harus mendapat atensi khusus. Mereka mesti dikasihi, dirawat, dan dipenuhi segala kebutuhan hidupnya.

Maka salah satu aktualisasinya adalah dengan cara menyantuni kehidupan mereka. Adalah niscaya perbuatan menyantuni anak yatim sebagai salah satu perilaku mulia lagi terpuji.

Rasulullah Saw bersabda: “Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makanan dari makananmu. Niscaya hatimu jadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR at-Thabrani)

Keberadaan anak yatim diapit dengan kehidupan yang serba sulit. Maka dia termasuk golongan mustadh’afin (orang-orang lemah dan dilemahkan).

Golongan ini memang sudah semestinya jadi prioritas utama yang hidupnya harus disejahterakan.

Dengan demikian kita harus berusaha untuk menyatuni mereka sehingga tidak ada lagi penderitaan dan kesengsaraan, melainkan kebahagiaan yang terpancar dari dalam kehidupannya.

Ma’asyrial Muslimin Rahimakumullah

Usaha menyantuni anak yatim bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, memberikan sebagian harta yang kita miliki.

Jangan kelebihan harta itu menyeret kita ke jurang maksiat dan kezaliman akibat berfoya-foya tak berkesudahan.

Dalam keadaan terbelenggu kekayaan itu, kita lebih cenderung sukar untuk bersyukur atas rezeki dari Allah SWT.

Karena itu, daripada menumpuk harta yang tidak bermanfaat, lebih baik sisihkanlah untuk anak yatim. Yakni lewat pemberian sandang, makanan, minuman, dan segala kebutuhan pokok mereka.

Tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan, sebagaimana kehidupan anak yatim sangat membutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang berkecukupan.

Kedua, membiayai pendidikan. Pendidikan itu aset termahal untuk menjadikan manusia tampil cerdas dan berkeadaban utama.

Semua orang harus memperoleh fasilitas pendidikan, demikian juga anak yatim. Karena hal itu telah menjadi amanat konstitusi, “Setiap warga negara berhak dapat pendidikan.”

Karenanya, mereka harus mendapatkan pendidikan berkualitas untuk memudahkan mereka agar dapat memperoleh ilmu.

Karena ilmu itu sangat penting bagi keberlanjutan hidup mereka, kini maupun di masa depan. Dengan ilmu, seseorang hidupnya akan keluar dari kegelapan menuju kecerahan yang tersinari dari cahaya ilmu yang di jihadkannya itu.

Maka, Allah SWT akan memberikan penghargaan tertinggi yakni diangkat derajat seseorang (QS al-Mujadilah: 11).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khotbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyrial Muslimin Rahimakumullah

Ketika menyantuni anak yatim dengan dua cara sederhana di atas, kita akan memperoleh aneka keutamaannya.

Pertama, Memiliki kedudukan dekat dengan Rasulullah Saw di surga (HR Bukhari). Kedua, mendapatkan keselamatan di hari kiamat (HR at-Thabrani).

Ketiga memperoleh pahala untuk kehidupan di akhirat kelak (HR Muslim). Keempat, dilimpahkan rezeki (QS al-Fajr: 15-17).

Itulah beberapa keutamaan dari menyantuni anak yatim. Karenanya, marilah kita berusaha sedemikian rupa untuk menyantuni anak yatim.

Tujuannya agar kita bisa memperoleh keutamaan di atas. Dengan demikian hidup kita kini dan ke depan kian bermakna dan berwarna.

. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِـزَّةِ عَمَّا يَصِـفُوْنَ، وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِـيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini