Persyarikatan Muhammadiyah dengan seluruh ribuan Amal Usaha (AUM) yang dimilikinya senantiasa mengedepankan kekuatan, semangat, dan sistem kemandirian. Kekuatan kemandirian tersebut merupakan cara Muhammadiyah agar tidak jadi benalu, lebih-lebih bagi lingkungan tempatnya berdiri. Kehadiran Muhammadiyah justru memberikan manfaat bagi sekelilingnya tanpa terkecuali.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dengan kekuatan, sistem dan semangat kemandirian Muhammadiyah berharap sistem kehidupan berbangsa dan bernegara kian membaik.
Menurutnya kehidupan berbangsa ini harus bersandar pada sistem yang meritokratik, sebab itu merupakan ciri yang berlaku bagi negara modern, serta tidak terikat pada primordialisme.
“Dan kebijakan-kebijakan yang sempit yang justru akan memerosokkan bangsa dan negara ini,” ungkap Haedar pada (24/10) dalam Upacara Hari Jadi ke-65 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Guru Besar Bidang Sosiologi ini menegaskan, jika negeri ini memiliki sistem yang bagus dan Muhammadiyah memiliki kekuatan sistem, mandiri, dan tidak menjadi benalu, maka Muhammadiyah akan memiliki masa depan terbaik dan menjadi uswah hasanah bagi yang lain.
“Artinya jangan pernah menyesal kita memiliki kekuatan kemandirian, di tengah sistem apapun kita kuat karena punya pengalaman itu. Mentransformasikan yang kita idealkan dengan realitas nyata,” ungkapnya.
Kekuatan kemandirian yang dimiliki oleh Muhammadiyah merupakan aktualisasi dari perintah Nabi Muhammad, bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah – al yadul ulya khairun minal yadis sufla. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News