Memasuki hari ke-26 invasi brutal entitas apartheid Israel kepada bangsa Palestina, korban sipil yang terbunuh di pihak bangsa Palestina telah mencapai sedikitnya 8.976 jiwa. Sebanyak 40 persen korban dari angka tersebut adalah anak-anak.
Merespon katastrofi yang terus terjadi, Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menyatakan kesiapannya untuk mengirim 33 tenaga medis profesional ke Jalur Gaza melalui kolaborasi Indonesian Humanitarian Alliance (IHA).
Untuk diketahui, IHA adalah organisasi yang menghimpun lembaga-lembaga kemanusiaan dan filantropi di Indonesia untuk bersama mengatasi dampak dari krisis global. Saat ini, IHA terdiri dari 16 lembaga dan organisasi masyarakat sipil.
Dalam konferensi pers IHA di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Kamis (2/11), anggota Emergency Medical Team (EMT) MDMC PP Muhammadiyah, dr Tri Yunanto Arliono, Sp.EM, KDM, mengatakan 33 tenaga medis profesional itu telah sesuai standar respon medis darurat organisasi kesehatan dunia WHO dan telah siap secara administrasi. Namun semuanya menunggu persetujuan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.
“Kami telah menyiapkan tim medis yang siap diberangkatkan setiap saat setelah mendapatkan persetujuan resmi dari pemerintah. Kami menjamin kesediaan ini, sejalan dengan koordinasi antar-pemerintah yang efektif dan memperhatikan keamanan para relawan di lapangan,” ujar Tri Yunanto.
Tim medis yang akan dikirim pada fase pertama direncanakan untuk bertugas selama 14 hari sesuai standar WHO dengan EMT tipe 1 yang sebanding seperti puskesmas. Masa tugas dan tipe EMT selanjutnya akan ditingkatkan secara bertahap.
“Pemenuhan logistik untuk tim kami, termasuk tenda, obat-obatan, dan kebutuhan RS, telah hampir rampung. Kami siap untuk bertindak segera setelah mendapatkan konfirmasi dari pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan Ketua Forum Zakat, Bambang Suherman mengidentifikasi empat isu krusial bagi respon darurat terhadap krisis di Palestina, empat hal itu adalah; Bahan Pokok, Tenaga Kesehatan, Keamanan, dan Energi.
Dalam hal ini, IHA menyatakan komitmen untuk menjalankan tugas kemanusiaan selama 6-12 bulan di Palestina. IHA juga akan mengirim bantuan kemanusiaan dalam bahan makanan, kesehatan, proteksi, dan juga energi senilai Rp15.832.800.000. Pada konferensi pers ini, IHA menyatakan enam sikap terhadap krisis yang terjadi. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News