*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Sepintas orang yang memiliki kekayaan melimpah akan hidup lebih bahagia. Dengan kekayaan itu, manusia bisa melakukan apa saja dan berbuat apa pun.
Namun Alquran justru membuat proposisi sebaliknya, bahwa orang yang terlimpah kekayaan justru sebagai sebuah siksaan.
Alquran pun menarasikan bahwa orang yang terlimpah kekayaan mempengaruhi orang yang lemah imannya tergoda dan ingin mendapatkannya.
Tidak sedikit di antara mereka yang miskin terkagum-kagum dan membayangkan dirinya akan bahagia bila memiliki kekayaan.
Hal ini dijelaskan Alquran sebagaimana firman-Nya:
فَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَا لُهُمْ وَلَاۤ اَوْلَا دُهُمْ ۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
“Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah : 55)
Alquran menegaskan kembali bahwa kekayaan yang melimpah akan membuat jiwa manusia semakin jauh dari rasa syukur.
Bahkan tidak sedikit di antara mereka semakin disibukkan dengan urusan duniawi. Dengan kesibukannya yang pada maka mereka akan tersiksa.
Umumnya orang kaya menciptakan kerusakan. Berbagai tindak kejahatan pun tidak sedikit yang dilakukan oleh mereka yang berharta.
Kekaguman Terhadap Berharta
Orang berharta dikatakan tersiksa bisa jadi menjadi pertanyaan banyak orang. Betapa tidak dengan kekayaannya mereka bisa melakukan apa saja.
Bisa ke mana saja termasuk berbuat apa saja tanpa ada yang menghalanginya
Namun bagi Allah orang yang berharta melimpah justru menjadi lahan siksaan. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya
وَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَا لُهُمْ وَاَ وْلَا دُهُمْ ۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
“Dan janganlah engkau (Muhammad) kagum terhadap harta dan anak-anak mereka. Sesungguhnya dengan itu Allah hendak menyiksa mereka di dunia dan agar nyawa mereka melayang, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah : 85)
Orang yang memiliki kekayaan sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan mereka penuh dengan kegiatan untuk menghitung atas hartanya.
Dengan kata lain, orang yang berharta senantiasa ingin hartanya bertambah dan tak ingin kekayaannya berkurang.
Ketika ingin hartanya bertambah dan tak ingin berkurang sehingga apa pun dilakukan untuk menjaga dan menyelamatkannya.
Di sinilah mereka berupaya dengan segala cara agar harta tak berkurang. Berbuat curang atau menipu rela dilakukan sehingga cara-cara yang baik tak ditempuh.
Di sinilah munculnya berbagai kerusakan karena perilaku orang yang berlimpah harta.
Tidak salah bila Alquran menyatakan bahwa kekayaan menjadi siksaan, karena dengan harta yang banyak akan memperpanjang hisab dan pertanggungjawaban.
Bukankah orang kaya akan ditanyakan hartanya diperoleh dari mana dan akan di kemanakan? (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News