3 Ajaran Kiai Dahlan yang Layak Dipetik Kaum Milenial
UM Surabaya

Banyak gagasan KH. Ahmad Dahlan, salah satunya yang bisa dipetik oleh generasi milenial Islam adalah penggunaan akal budi.

Setidaknya ada tiga ajaran Kiai Dahlan yang bisa dipetik generasi milenial, yakni penggunaan akal budi, belas kasih atau welas asih, dan jiwa pengabdian.

Penggunaan akal budi yang diajarkan oleh Kiai Dahlan merupakan usaha Kiai untuk memberikan obor pencerahan bagi generasi penerusnya.

Obor pencerahan ini memiliki persamaan dengan yang dimiliki oleh Presiden Pertama RI, Soekarno.

Penggunaan akal budi memberikan alternatif segar bagi agama dalam merespons perubahan-perubahan melalui dibukanya pintu ijtihad.

Ajaran Kiai Dahlan tentang penggunaan akal budi ini menjadi pencerah bagi umat Islam kala itu yang masih taqlid buta atau blind following.

Penggunaan akal budi agar kita bisa menjalani kehidupan dunia ini secara rasional dan akal itu begitu sentral dalam ajaran Kiai Ahmad Dahlan, terutama agar umat Islam waktu itu bisa memasuki dunia modern.

Akal budi sebagai ajaran sentral Kiai Dahlan menghantarkan umat muslim menjadi disiplin, beretika kerja yang bagus dengan spirit yang berorientasi pada kemajuan.

Beberapa hal tersebut menjadi bekal bagi umat Islam ketika masuk pada era modern seperti sekarang ini.

Ajaran Kiai Dahlan selanjutnya atau yang kedua dapat dipetik oleh generasi milenial adalah tentang belas kasih atau welas asih.

Etika welas asih yang diajarkan oleh Kiai Dahlan ini merupakan suatu pemihakan yang utuh terhadap kelompok tertindas-kaum duafa-mustadh’afin.

Belas kasih yang diberikan oleh Kiai Dahlan kepada kelompok tertindasbukan hanya aktualisasi dari rasa kasihan, tetapi juga karena landasan agama dan kedekatan Sang Kiai dengan kelompok masyarakat miskin dan tertindas.

Kiai Dahlan begitu dekat dengan kaum lemah, fakir, miskin karena mereka adalah bagian dari kita dan karena itu kita perlu berbelas kasih.

Ajaran ketiga dari Kiai Dahlan yang bisa dipetik generasi milenial adalah spirit pengabdian.

Spirit atau jiwa pengabdian ini yang diajarkan oleh Kiai Dahlan untuk menghidup-hidupi Muhammadiyah.

Spirit pengabdian yang diajarkan oleh Kiai Dahlan menjadikan Muhammadiyah berkembang sedemikian besar.

Sehingga Muhammadiyah mampu memberikan pelayanan di berbagai bidang untuk kemaslahatan kehidupan umat, bangsa dan kemanusiaan universal. (*)

(Disarikan dari pendapat Dr Sukidi Mulyadi yang dirilis muhammadiyah.or.id)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini