*) Oleh : Drs. H. Kasturi, M.Pd. I.
Anggota Majelis Tabligh PDM Bojonegoro)
Diera teknologi digital ini, salah satu sarana dakwah yang masih kurang mendapatkan perhatian dari kalangan ulama (dai) adalah berdakwah melalui tulisan. Dakwah melalui tulisan tidak kalah pentingnya dibanding dakwah melalui lisan (ceramah).
Sering kali kita menyaksikan seorang dai yang tampil memukau di hadapan audiensnya. Namun mereka tidak banyak yang mau menuliskan materi ceramahnya itu dalam bentuk artikel maupun buku.
Padahal sebenarnya, kemampuan ceramah seseorang dapat diketahui kedalaman atau kedangkalan isi materi ceramahnya jika diiringi kemampuan membaca yang aktivitas membaca dimulai dari membaca tulisan.
Aktivitas ceramah dimulai dari membaca. Aktivitas menulis juga dimulai dari membaca sebagai awal landasan dalam berceramah.
Syeikh Hasan al-Banna berpesan kepada para dai, hendaknya setiap dai memiliki kompetensi membaca (al-qira’ah) dan menulis (al-kitabah).
Hal tersebut menunjukkan pentingnya para dai agar mau memulai menuliskan materi-materi dakwahnya.
Alangkah indahnya jika setiap dai mau menuliskan bahan ceramahnya dengan bentuk tulisan.
Pengertian Dakwah Bil Qolam
Dakwah melalui tulisan diidentikkan dengan dua istilah berbahasa Arab yaitu dakwah bil qalam atau dakwah bil kitabah. Kedua istilah ini berkaitan dengan kegiatan dakwah.
Perbedaannya adalah qalam mengacu kepada alat tulis, sedangkan kitabah lebih cenderung kepada tulisan. Penggunaan istilah dakwah bil qalam memberikan makna yang lebih luas dibandingkan dengan istilah dakwah bil kitabah.
Dakwah melalui tulisan atau dakwah bil qalam adalah salah satu metode dakwah yang memanfaatkan tulisan sebagai media penyampaian pesan dakwah.
Media yang digunakan pada saat dakwah melalui tulisan dapat berbentuk buku, majalah, koran dan media cetak serta yang sekarang adalah media sosial seperti Instragram, Facebook, tiktok, cup-cat, dan lain sebagainya.
