*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“No matter how far the mosque can be reached. But if his heart is far from the mosque, no matter how close it will be difficult to reach.”
(Sejauh apapun masjidnya pasti bisa dijangkau. Tetapi bila hatinya yang jauh dari masjid, sedekat apapun tetap akan sulit dijangkau)”
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam dan merupakan tempat yang paling dicintai Allah swt. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا
“Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid-masjidnya.”(HR Muslim No.288)
Allah memerintahkan umat Islam semuanya untuk memakmurkan masjid dengan berbagai macam cara dan bentuknya. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang- orang yang selalu mendapat petunjuk (dari Allâh Swt). “(QS. At-Taubah : 18)
Tafsir ayat di atas, menurut Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, bahwa Allâh SWT menyebutkan siapa orang-orang yang memakmurkan masjid Allah sebenarnya, Dia berfirman, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan salat”, yang wajib dan yang sunah dengan melaksanakan yang lahir dan yang batin darinya, “menunaikan zakat”, kepada yang berhak menerimanya, “dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah.”
Yakni, Dia membatasi rasa takutnya hanya kepada Allah, sehingga dia menahan diri dari yang diharamkan Allah, dan tidak melalaikan hak-hak Allah yang wajib, maka Allah menyifati mereka dengan iman yang bermanfaat dan melakukan amal saleh yang intinya adalah salat dan zakat, serta dengan rasa takut kepada Allah yang merupakan pokok semua kebaikan. Mereka itulah para pemakmur masjid dan ahlinya yang sebenar-benarnya.
“Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”, jika dari Allah maka artinya adalah pasti terjadi.
Adapun orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada Hari Akhir dan tidak memiliki rasa takut kepada Allah, maka dia bukan termasuk orang-orang yang memakmurkan masjid dan bukan pula ahlinya yang sebenarnya, meskipun dia mengaku dan mengklaim.
Masjid adalah tempat beribadah umat islam. Karenanya sudah sepantasnya, umat Islam untuk memakmurkan keberadaan masjid tersebut agar kita mendapat ganjaran pahala dari Allâh SWT yang cukup besar.
Masjid memiliki peran penting dalam peradaban Islam. Ia bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat kegiatan keislaman. “Itulah mengapa ketika Rasulullah Saw tiba di Madinah, yang pertama kali dibangun adalah Masjid.
Melalui masjid lah Rasulullah mencetak generasi terbaik para Sahabat. Mereka beribadah, bermusyawarah, serta menerima pengajaran secara langsung dari Rasulullah Saw.
Wibawa dan kekuatan umat islam bisa dilihat dari bagaimana kondisi Masjidnya, yaitu bagaimana mereka memakmurkan Masjid dan menjadikannya sebagai basis kekuatan umat islam.
Memakmurkan masjid merupakan kewajiban yang tertulis dalam surat At-taubah : 18. Kewajiban tersebut tidak terbantahkan lagi.
Tentunya kewajiban tersebut sejajar dengan kewajiban untuk menegakkan salat dan fardhu lainnya.
Sebab, tidaklah mungkin akan tegak shalat, jika masjid sebagai sarana dan medianya tidak ditegakkan (dimakmurkan).
Pada saat ini masjid hanya dijadikan bangga-banggaan, masjidnya besar, namun jauh dari dimakmurkan. Dari Anas, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ
“Tidak (akan) terjadi hari kiamat, sampai orang-orang saling membanggakan masjidnya.” (HR. Abu Daud, No. 449)
Dari Anas bin Malik ,ia berkata:
يَتَبَاهَوْنَ بِهَا ، ثُمَّ لاَ يَعْمُرُونَهَا إِلاَّ قَلِيلاً
“Mereka saling membanggakannya, kemudian tidak ada yang memakmurkan melainkan sedikit.” Atsar ini disambungkan sampai kepada Nabi Saw oleh Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf, 1:309)
Maka oleh karena itu, memakmurkan masjid bukan hanya sekedar membangun dan menjaga bangunannya, namun hal ini merupakan investasi akhirat. Dengan memakmurkan masjid, kita akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT,
Namun realita saat ini, banyak orang hanya membangun masjid, memperbesarnya, memperluasnya, mempercantiknya kemudian ditinggalkan. Pada akhirnya, hanya sedikit orang yang aktif memakmurkan masjid.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News