Wujudkan Harmoni di Kampus, UMT Dukung Mahasiswa Kristen Berorganisasi
Komunitas mahasiswa Kristen di Universitas Muhammadiyah Tangerang. foto: ist
UM Surabaya

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di kawasan pendidikan dan perkantoran Cikokol, Kota Tangerang, Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menunjukkan komitmennya terhadap toleransi beragama.

Kampus ini membuka ruang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang keyakinan untuk berkembang dan beraktivitas.

Baru-baru ini, UMT meresmikan komunitas mahasiswa Kristen yang tergabung dalam Kelompok Mahasiswa Kristen (KMK), meskipun mayoritas mahasiswa di kampus tersebut beragama Islam.

Rektor UMT, Dr. H. Desri Arwen, M.Pd, menegaskan bahwa pendirian KMK adalah bentuk nyata dukungan kampus terhadap mahasiswa non-Muslim.

Langkah ini memberikan ruang kebebasan bagi mahasiswa Kristen, baik Protestan maupun Katolik, untuk mengadakan kegiatan positif di lingkungan kampus.

“Ini adalah upaya kami untuk mendukung seluruh mahasiswa UMT, tidak hanya yang beragama Islam, tetapi juga mereka yang beragama Kristen. Sebab, pada dasarnya, Muhammadiyah bersifat inklusif dan terbuka untuk semua agama,” ujar Desri pada Senin (13/1/2025).

Desri menambahkan bahwa kehadiran Universitas Muhammadiyah dimaksudkan sebagai Rahmatan Lil Alamin, yang membawa kedamaian dan kasih sayang bagi masyarakat.

Kampus ini menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, suku, budaya, hingga negara, termasuk dari Timor Leste.

Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa non-Muslim tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah agama Islam. Jika mereka memilih untuk mengikuti, itu hanya untuk tujuan pengetahuan, bukan untuk diyakini atau diimani.

“UMT terbuka bagi siapa saja tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan,” tegasnya.

Ketua KMK, Yunus Saota, mahasiswa jurusan Teknik Sipil di UMT, mengapresiasi dukungan yang diberikan kampus terhadap komunitas mahasiswa Kristen.

Menurutnya, UMT sangat terbuka, toleran, dan mendukung kegiatan positif yang direncanakan KMK.

“Dukungan UMT luar biasa. Kami berharap KMK dapat menjadi wadah bagi berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa Kristen di kampus ini,” ungkap Yunus.

Ketika ditanya alasan memilih UMT sebagai tempat kuliah meski mayoritas mahasiswa beragama Islam, Yunus menyebutkan bahwa kualitas pendidikan UMT lebih baik dibandingkan kampus lain di Tangerang. Orang tuanya pun mendukung keputusannya.

“Jurusan yang saya pilih di UMT memiliki kualitas yang bagus. Orang tua juga tidak keberatan, meskipun UMT berbasis Muhammadiyah. Semua kembali pada keyakinan masing-masing, dan saya tidak pernah mengalami masalah atau penolakan dari keluarga,” tutup Yunus. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini