Korupsi Waktu Guru: Ancaman Tersembunyi bagi Pendidikan Generasi Muda
foto: adobestock
UM Surabaya

*) Oleh Nurkhan,
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 2 Campurejo Panceng, Gresik

Waktu adalah salah satu aset paling berharga yang dimiliki setiap individu. Berbeda dengan harta benda yang dapat dicari dan ditambah, waktu yang berlalu tidak bisa dikembalikan. Ketika ia menjadi bagian dari masa lalu, ia tidak lagi dapat diubah.

Oleh karena itu, memahami pentingnya waktu dan memanfaatkannya dengan bijak adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan sukses.

Setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama dalam sehari—24 jam. Namun, cara seseorang mengelola waktu inilah yang menentukan kualitas hidupnya.

Orang bijak memanfaatkan waktu untuk kegiatan produktif dan bermanfaat, sementara mereka yang menyia-nyiakannya akan kehilangan peluang dan kerap menyesali masa lalu.

Ajaran agama dan filosofi sering kali menekankan pentingnya waktu. Dalam Islam, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh…” (QS. Al-Asr: 1-3).

Ayat ini mengingatkan bahwa waktu adalah karunia yang berharga, dan mereka yang tidak memanfaatkannya untuk kebaikan akan merugi.

Benjamin Franklin juga pernah berkata, “Waktu adalah uang,” menegaskan pentingnya memanfaatkan waktu secara produktif.

Korupsi Waktu dalam Dunia Pendidikan

Pentingnya waktu menjadi lebih krusial dalam dunia pendidikan, khususnya bagi guru. Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk menghargai waktu agar siswa mendapatkan hak belajar mereka secara maksimal.

Ketika guru menyalahgunakan waktu—seperti datang terlambat, mengabaikan tugas, atau menggunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi—hal ini dikenal sebagai korupsi waktu.

Korupsi waktu bukanlah pelanggaran sepele. Di dunia pendidikan, dampaknya sangat besar, tidak hanya terhadap siswa tetapi juga terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan.

Dampak Buruk Korupsi Waktu Guru

  1. Kerugian bagi siswa
    Siswa kehilangan hak mereka untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Waktu yang terbuang adalah kesempatan belajar yang hilang.

2. Menurunkan kualitas pendidikan
Kurikulum yang dirancang sering kali tidak terlaksana dengan baik karena waktu pengajaran tidak dimanfaatkan secara optimal.

3. Membentuk kebiasaan buruk siswa
Guru adalah teladan bagi siswa. Ketika guru tidak disiplin, siswa cenderung meniru perilaku tersebut, yang dapat berdampak buruk pada karakter mereka di masa depan.

4. Menciptakan ketidakadilan
Guru yang korupsi waktu tetap menerima gaji penuh meskipun tidak menjalankan tugasnya dengan baik, menciptakan ketimpangan dalam sistem kerja.

Penyebab Korupsi Waktu

Korupsi waktu oleh guru sering kali disebabkan oleh:

  • Rasa bosan atau kelelahan
  • Kurangnya motivasi kerja membuat guru tidak sepenuhnya menjalankan tugas.
  • Pengawasan yang lemah
  • Tidak adanya sistem pemantauan yang ketat membuat penyalahgunaan waktu sulit terdeteksi.
  • Budaya permisif
  • Ketika korupsi waktu dianggap wajar, hal ini menjadi kebiasaan yang sulit diubah.

Solusi untuk Mengatasi Korupsi Waktu

1. Penegakan aturan disiplin
Sekolah perlu memiliki sistem pengawasan yang efektif, seperti absensi elektronik atau pengawasan langsung oleh kepala sekolah.

2. Meningkatkan motivasi kerja
Memberikan pelatihan, penghargaan, dan insentif bagi guru yang bekerja dengan dedikasi tinggi.

3. Membangun budaya integritas
Nilai-nilai moral dan tanggung jawab harus ditanamkan kepada seluruh tenaga pendidik.

4. Evaluasi kinerja berkala
Kinerja guru perlu dinilai secara objektif untuk memastikan mereka melaksanakan tugas dengan baik.

5. Menjaga Waktu, Menjaga Masa Depan
Korupsi waktu mungkin terlihat sebagai pelanggaran kecil, tetapi dampaknya terhadap pendidikan sangat besar. Setiap menit yang disia-siakan adalah hak siswa yang dirampas. Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan yang terbaik bagi siswa, bukan hanya melalui pengajaran tetapi juga melalui teladan kedisiplinan dan integritas.

Menghargai waktu kerja bukan sekadar tentang memenuhi kewajiban, tetapi juga tentang menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi guru dan memastikan bahwa generasi muda mendapatkan pendidikan terbaik yang mereka butuhkan.

Dengan komitmen bersama, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari korupsi waktu dan lebih fokus pada pengembangan potensi siswa secara maksimal. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini